Rabu, 25 September 2013

TITRASI


Menurut saya titrasi adalah merupakan metoda analisa untuk penetapan kadar suatu larutan dengan menggunakan larutan lain yang telah diketahui konsentasinya.
di dalam melakukan titrasi adanya konsentrasi, konsentrasi adalah cara untuk menyatakan adanya hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut.
Satuan dalam konsentarasi yaitu : molalitas, ppm dan massa
tujuan proses tirasi adalah penetapan kadar atau konsentrasi dalam suatu larutan, umumnya kadar dalam molaritas (M) atau terkadang dilanjutkan sampai penetapan massa senyawa (gram)”
zat yang hendak ditentukan kadarnya disebut “titrant”  lalu diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang diketahui konsentrasinya sebagai “titer” dan selalu diletakkan di dalam “buret”. titrant maupun titer biasanya berupa larutan

Banyak sekali metode-metode yang bisa digunakan untuk memperoleh titik akhir dalam reaksi yang sedang di lakukan;biasanya dengan menggunakan indikator visual.  indikator pH juga dapat digunakan sebagai titrasi, sebagai contoh adalah fenolftalein, karena fenolftalein akan berubah warna menjadi merah muda pada saat larutan mencapai pH yang sesuai dengan ketentuan nya.
di dalam titrasi terjadi larutan baku dan larutan baku tersebut di bagi menjadi 2 pembagian yaitu larutan baku primer dan skunder.
larutan baku adalah larutan dari suatu zat yang terlarut yang telah di ketahui konsentrasinya.
larutan baku primer adalah larutan yang telah di ketahui secara tepat konsentrasinya yaitu dengan cara melalui graviometri.
larutan baku skunder adalah senyawa yang tidak stabil oleh suatu larutan dimana konsentrasinya tersebut ditentukan dengan cara pembakuan menggunakan larutan baku primer, biasanya melalui metode titrimetri.
alat-alat yang di pakai dalam titrasi adalah :




BURET 
Buret :
Bagi analis, penggunaan buret sering sekali dilakukan dalam melakukan analisisnya. contohnya dengan cara  melakukan titrasi asam basa, standardisasi larutan, dan sebagainya. Kadang kala ketika melakukan titrasi hasil yang didapatkan berbeda satu sama lain padahal sampelnya sama. Ada beberapa factor yang mempengaruhi akan hal tersebut, salah satunya mungkin yaitu dalam penggunaan buret. Di dalam melakukan titrasi ternyata ada teknik atau tata cara penggunaan buret yang baik dan benar agar titrasi berjalan dengan lancar




ERLENMEYER

Erlenmeyer :
fungsi erlenmeyer adalah untuk menampung larutan. Labu Erlenmeyer bisa juga digunakan untuk menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuadestilata, dsb. Terdapat macam-macam ukuran erlenmeyer yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb.

LABU UKUR
Labu ukur :
Labu ukur biasanya digunakan untuk mengencerkan zat tertentu hingga batas leher labu ukur. Dalam sistem pengenceran, untuk zat yg tidak berwarna, penambahan aquadest sampai menunjukkan garis meniskus berada di leher labu. zat yg berwarna,perlu adanya  penambahan aquadets hingga dasar meniskus yg menyentuh leher labu ( meniskus berada di atas garis leher )., tidaklah luar biasa untuk memiliki larutan encer atau mengurangi kepekatan mereka dengan menambahkan sejumlah pelarut. Banyak bahan kimia laboratorium dibeli dalam bentuk larutan air yang pekat karena inilah cara pembelian yg plg ekonomis. Tetapi biasanya bahan kimia ini terlalu pekat untuk langsung digunakan, dan karenanya hrs diencerkan terlebih dahulu.
pipet volum atau pipet gondok :
Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang gondok pada bagian tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan.
 
KARET PENGHISAP



Karet penghisap :
alat untuk menyedot larutan yang biasanya terdapat pada  pangkal pipet ukur.filler memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas.
STATIF

Statif :
Statif : terbuat dari besi yang betujuan untuk menegakkan buret, corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan atau pada saat sedang titrasi diakukan.
alat-alat yang memiliki ketetapan kadar dalam kuantitatif adalah : buret labu ukur dan pipet volum
ada beberapa syarat-syarat pada proses titrasi yaitu :
  • reaksi yang sedang kita lakukan harus berjalan dengan cepat
  • harus ada penandanya bahwa reaksi antara analit dengan titran tersebut sesuai ekuivalen secara stokiometri.
  • tidak ada hal yang lain yang akan mengganggu reaksi antara analit dengan titran
  • reaksi antara analit dengan titran harus memiliki keseimbangan yang agak jauh ke daerah sebelah kanan hal ini untuk memastikan berdasarkan kuantitatif yang di hitung dan memastikan bahwa titik akhir titrasi tersebut bisa di amati.
titik ekuivalent adalah titik dimana titrasi mencapai setara secara stokiometri, stokiometri adalah adanya perbandingan secara kimia antara reaksi. menentukan titik ekuivalen adalah tujuan dari akhir titrasi .
titik akhir titasi adalah titik dimana proses titrasi itu di akhiri, di tandai dengan adanya perubahan warna indikator sehingga lebih mudah di lihat manual. TAT akan tercapai jika titik ekuivalen telah terlewati, dan biasan nya terjadi setelah terdapat sedikit titran yang tidak lagi bereaksi.
jarak yang terjadi antara titik ekuivalen dan titik akhir titrasi tidak boleh terlalu jauh sehingga akan mempengaruhi akhir titrasi tersebut.
indikator
indikator terjadi karena adanya senyawa yang sensitif ( berubah warna ) pada saat analit habis atau pada saat titran berlebih

Identifikasi Kation Golongan I-IV

Tujuan
Mengidentifikasi keberadaan kation golongan I – V dalam suatu cuplikan dengan menggunakan reagensia yang ada.

Dasar Teori
            Analisis kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam suatu cuplikan dan merupakan salah satu cara yang efektif untuk mempelajari unsur-unsur kimia serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk menegtahui jenis anion atau kation suatu larutan.
            Reagensia umum yang dipakai untuk klasifikasi kation adalah HCl, H2S, (NH4)2S dan (NH4)2CO3. Berdasarkan karakteristik kation terhadap reagensia, analisis kualitatif pada kation diklasifikasikan ke dalam lima golongan:
1.      Golongan I, membentuk endapan dengan HCl encer. Kation golongan ini adalah timbal (Pb), merkurium (I) (Hg2+), dan perak (Ag).
2.      Golongan II, membentuk endapan dengan H2S dalam suasana asam mineral encer. Kation golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, bismuth, cadmium, arsenic (III) dan (IV), stibium (III) dan (V), timah (II), (III) dan (IV). Keempat ion pertama merupakan sub golongan IIA dan keenam yang terakhir sub golongan IIB, sementara sulfida dari kation dalam golongan IIA tak dapat larut dalam ammonium polisulfida, sulfida dalam golongan IIB justru dapat larut.
3.      Golongan (III), membentuk endapan dengan (NH4)2S dalam suasana netral atau amoniakal. Kation golongan ini adalah kobalt (II), nikel (II), besi(II) dan (III), kromium (III) alumunium, zink, serta mangan (II).
4.      Golongan IV, membentuk endapan dengan (NH4)2CO3 dengan adanya NH4Cl dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation golongan ini adalah kalsium, strantium, dan barium.

Alat dan Bahan.
Alat yang digunakan :


o       Tabung reaksi
o       Rak tabung reaksi
o       Pipet volume
o       Pipet tetes
o       Piala gelas


Bahan yang digunakan :


o       Ion-ion : (Ag2+, Hg+, Pb2+, Cu2+, Hg2+, Sn2+, Al2+, Co2+, Fe2+, Ni2+, Mn2+ dan Zn2+)
o       HCl
o       NH3
o       H2S
o       HNO3
o       NaOH
o       KI
o       Na2CO3
o       Na2HPO4



Cara kerja
1.      Kation Golongan I : Pb dan Ag
·        Sampel + HCl à amati à + NH3 à amati à + air panas à amati
·        Sampel + (NH4)2S à amati à + HNO3 à amati à didihkan à amati
·        Sampel + NH3 à amati à + NH3 berlebih à amati
·        Sampel + NaOH à amati à + NaOH berlebih à amati
·        Sampel + KI à amati à + KI berlebih à amati
·        Sampel + Na2CO3 à amati à + Na2CO3 berlebih à amati
·        Sampel + Na2HPO4 à amati
2.      Kation Golongan II : Bi3+, Pb2+, Cu2+ dan Hg2+
·        Sampel + (NH4)2S à amati à berlebih à amati
·        Sampel + NH4OH à amati à berlebih à amati
·        Sampel + KI à amati à berlebih à amati
·        Sampel + NaOH à amati à berlebih à amati
3.      Kation Golongan III : Fe, Al, Zn
·        Sampel + NaOH à amati
·        Sampel + NH4OH à amati
·        Sampel + (NH4)2S à amati
·        Sampel + Na-Asetat à amati
·        Sampel + Na-Fosfat à amati
·        Sampel + Na2CO3 à amati
4.      Kation Golongan IV : Ba2+ dan Ca2+
·        Sampel + NH4OH à amati à berlebih à amati
·        Sampel + (NH4)2CO3 à amati à berlebih à amati
·        Sampel + H2SO4 encer à amati à berlebih à amati
·        Sampel + K2CrO4 à amati à berlebih à amati
·        Sampel + K2SO4 à amati à berlebih à amati

Data Pengamatan
1.  Kation Golongan I : Pb dan Ag
Kation
   
Pereaksi
   
Reaksi
   
Pengamatan
Ag+  dalam AgNO3
   
HCl
   
 Ag+ + HCl ? AgCl ? + H-
   
Larutan jernih, terbentuk endapan putih perak klorida

   
NH3
   
AgCl2 + H2O + 4NH3 ? [Ag(NH3)2]2+ + 2NH4+ + Cl-
   
Larutan jernih, terbentuk endapan putih perak klorida

   
Air Panas
   
AgCl2 + H2O + 4NH3 ? [Ag(NH3)2]2+ + 2NH4+ + Cl-
   
Endapan larut sebagian
Ag+  dalam AgNO3
   
(NH4)2S
   
2Ag+ +  (NH4)2S ? Ag2S ? + 2NH4
   
Terbentuk endapan hitam

   
HNO3
   
Ag2S + 2HNO3 ? 2AgNO3 + H2S
   
Endapan hitam, terbentuk gas warna putih

   
Dididihkan
   
AgNO3 + H2O ? AgOH + HNO3
   
Larutan jernih, terbentuk endapan hitam
Ag+  dalam AgNO3
   
NH3
   
2Ag2+ + 2NH3 + 2H2O ? Ag2O? + 2NH4
   
Tidak ada perubahan

   
NH3 berlebih
   
Ag2O?+ NH3 ? [Ag(NH3)2]+
   
Tidak ada perubahan
Ag+  dalam AgNO3
   
NaOH
   
Ag2+  + 2OH- ? Ag2O?
   
Endapan coklat

   
NaOH berlebih
   
Ag2O?Coklat + 2OH- berlebih ? Ag2O?
   
Endapan coklat bertambah
Ag+  dalam AgNO3
   
KI
   
Ag2+  + 2I- ? AgI?
   
Endapan hijau muda

   
KI berlebih
   
AgI? + I-? AgI?
   
Endapan hijau muda
Ag+  dalam AgNO3
   
Na2CO3
   
 Ag2+  + 2CO32- + H2O ?  Ag2Co3?  + CO2 + H+
   
Endapan putih kkuningan

   
Na2CO3 berlebih
   
Ag2Co3?  ?  Ag2O?
   
Endapan putih kekuningan
Ag+  dalam AgNO3
   
Na2HPO4
   
Ag2+  +   PO43- ?Ag3PO4 ?
   
Endapan kuning muda, larutan jernih
Pb2+  dalam Pb(NO3)2
   
HCl
   
Pb(NO3)2 + HCl ? PbCl2? +  HNO3
   
Larutan jernih, terbentuk endapan putih perak klorida

   
NH3
   
PbCl2? + H2O + NH3 ? Pb(OH)2? + 2NH4+ + Cl-
   
Larutan jernih, terbentuk endapan putih perak klorida

   
Air Panas
   
PbCl2? + H2O + NH3 ? Pb(OH)2? + 2NH4+ + Cl-
   
Endapan larut sebagian
Pb2+  dalam Pb(NO3)2
   
(NH4)2S
   
Pb2+ +  (NH4)2S ? PbS ?  + 2NH4+
   
Terbentuk endapan hitam

   
HNO3
   
PbS + 2HNO3 ? PbNO3 + H2S
   
Endapan abu-abu, terbentuk gas warna putih

   
Dididihkan
   
PbNO3 + H2O ? Pb(OH)2  ?
   
Larutan jernih, endapan putih
Pb2+  dalam Pb(NO3)2
   
NH3
   
Pb2+ +2 NH4OH ? Pb(OH)2 ? putih + 2 NH4+
   
Endapan putih

   
NH3 berlebih
   
Pb2+ tak membentuk kompleks amina
   
Endapan putih lebih banyak, larutan keruh.
Pb2+  dalam Pb(NO3)2
   
NaOH
   
Pb2+ + 2NaOH ? Pb(OH)2 ? + 2 Na+
   
Terbentuk endapan putih.

   
NaOH berlebih
   
Pb(OH)2 + 2NaOH ? Na2Pb(OH)4
   
Endapan larut
Pb2+  dalam Pb(NO3)2
   
KI
   
Pb2+ + 2KI ? PbI2
   
Terbentuk endapan kuning halus

   
KI berlebih
   
PbI2 + 2 KI ? K2[PbI4]
   
Terbentuk endapan kuning halus
Pb2+  dalam Pb(NO3)2
   
Na2CO3
   
2 Pb2+  + 2CO32- + H2O ?  Pb(OH)2?putih + PbCO3? + CO2
   
Terbentuk endapan putih

   
Na2CO3 berlebih
   
2 Pb2+  + 2CO32- + H2O ?  Pb(OH)2?putih + PbCO3? + CO2
   
Larutan putih
Pb2+  dalam Pb(NO3)2
   
Na2HPO4
   
3Pb2+  + 2HPO42- ? Pb2(PO4)2? + 2H+
   
Terbentuk endapan putih

2.        Kation Golongan II : Bi3+, Pb2+, Cu2+ dan Hg2+
Kation
   
Pereaksi
   
Reaksi
   
Pengamatan
   
Pereaksi berlebih
Pb2+
   
NaOH
   
Pb2+  + 2OH- ? Pb(OH)2?
   
Endapan putih, larutan keruh.
   
Endapan putih bertambah.
Pb(OH)2? + 2OH-  ? [Pb(OH)4]2-
NH4OH
   
Pb2+ + NH3 + 2H2O ? Pb(OH)2?+ 2NH4+
   
Endapan putih, larutan keruh.
   
Endapan putih, larutan keruh.
KI
   
Pb2+  + 2I- ? PbI2?
   
Endapan kuning, larutan kuning.
   
Endapan kuning, larutan kuning.
(NH4)2S
   
Pb2+ + (NH4)2S ? PbS ? + 2NH4+
   
Endapan hitam.
   
Endapan hitam pekat.
Bi3+
   
NaOH
   
Bi3+ + 3OH-? Bi(OH)3?
   
Larutan putih keruh.
   
Larutan putih keruh.
NH4OH
   
 Bi3+ + NO3- + 2 NH3 + 2H2O ? Bi(OH)2NO3? + 2NH4+
   
Endapan putih melayang-layang.
   
Endapan putih bertambah banyak.
KI
   
Bi3+ + 3I-? BiI3?
   
Larutan kuning
   
Larutan kuning
(NH4)2S
   
2 Bi3+ + 3H2S ? Bi2S3? + 6H+
   
Larutan coklat kuning keruh.
   
Larutan coklat kuning keruh.
Cu2+
   
NaOH
   
Cu2++ 2OH-? Cu(OH)2?biru
   
Endapan selai biru kehijauan.
   
Endapan selai biru kehijauan.
NH4OH
   
2Cu2+ + SO42- + 2 NH3 + 2H2O ? Cu(OH)2.CuSO4?biru + 2NH4+
   
Endapan biru muda
   
Endapan biru tua
Cu(OH)2.CuSO4?biru+ 8 NH3? 2[Cu(NH3)4]2++ SO42- + 2OH-
KI
   
2Cu2+ + 5I-? 2CuI?putih + I3-
   
Endapan coklat kekuningan
   
Endapan coklat kekuningan
(NH4)2S
   
Cu2+ + H2S ? CuS?hitam + 2H+
   
Endapan hitam hijau.
   
Endapan hijau kuning.
Hg2+
   
NaOH
   
Hg2+ + 2OH-?HgO?merah kecoklatan+ H2O
   
Endapan kuning
   
Endapan coklat
NH4OH
   
2Hg2+ + NO3- + 4 NH3 + H2O ? HgO.Hg(NH2)NO3?putih+3 NH4+
   
Endapan putih.
   
Endapan putih.
KI
   
Hg2+ + 2I-?HgI2?merah
   
Larutan jingga keruh.
   
Larutan jingga keruh.
HgI2?merah + 4I-?[HgI4]2-
(NH4)2S
   
3Hg2+ + 2Cl- + 2H2S ? Hg3S2Cl2?putih+ 4 H+
   
Endapan hijau.
   
Endapan hitam hijau.
Hg3S2Cl2?putih+ H2S ?3HgS?hitam + 2H++2Cl-


3.       Kation Golongan III : Fe3+, Al3+, Zn3+
Kation
   
Pereaksi
   
Reaksi
   
Pengamatan
Fe3+
   
NaOH 0.1N
   
Fe3+  + 3OH-? Fe(OH)3?coklat kemerahan
   
Endapan hijau tua dan koloid di dinding
NH4OH
   
Fe3+ + 3NH3 + 3H2O ? Fe(OH)3?coklat kemerahan + 3NH+4
   
Endapan biru tua
(NH4)2S
   
2 Fe3++ H2S ?2Fe2+ + 2H++ S?hitam
   
Endapan hitam
Na-asetat
   
3 Fe3++ 6 CH3COO-+ 2H2O? [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+?coklat kemerahan + 2H+
   
Endapan hijau tua di dinding koloid kuning
Na- pospat
   
Fe3+ + HPO42-? FePO4?putih kekuningan + H+
   
Enadapan putih
Na2CO3
   
2Fe3+ + 3Na2CO3? Fe2(CO3)3PO4?+ 6Na+
   
Endapan hijau tua berlebih menjadi biru tua
Al3+
   
NaOH 0.1N
   
Al3+ + 3OH- ?Al(OH)3?putih
   
Larutan keruh
NH4OH
   
Al3+ + 3NH3 + 3H2O ? Al(OH)3?putih + 3NH4+
   
Endapan putih
(NH4)2S
   
3 Al3+ + 3S2- + 6H2O ? 2 Al(OH)3?putih + 3 H2S ?
   
Endapan putih
Na-asetat
   
Al3+ +3 CH3COO-+ 2H2O ? 2 Al(OH)2 CH3COO ? + 2 CH3COOH
   
Tidak ada perubahan
Na- pospat
   
Al3+ + HPO42-? AlPO4?gelatin putih + H+
   
Koloid putih
Na2CO3
   
Al3+ +  3H2O? Al(OH)3?putih + 3H+
   
Koloid selai putih, timbul gas
CO32- + 2H+? H2CO3 ? H2O +CO2?
Zn2+
   
NaOH 0.1N
   
Zn2+ + 2OH-? Zn(OH)2?gelatin putih
   
Suspensi putih
NH4OH
   
Zn + NH3+ + 2H2O ? Zn(OH)2? putih + 2NH4+
   
Endapan putih
(NH4)2S
   
Zn2+ + S2-?ZnS?putih
   
Endapan kuning
Na-asetat
   

   
Tidak ada perubahan
Na- pospat
   
3Zn2+ + 2HPO42-? Zn3(PO4)2?gelatin putih + 2 H+
   
Koloid putih
Na2CO3
   

   
Gel putih




4.  Kation Golongan IV : Ba2+ dan Ca2+
Kation
   
Pereaksi
   
Reaksi
   
Pengamatan
   
Pereaksi Berlebih
 Ba2+
   
NH4OH
   
Ba2+ + NH3 + 2H2O ? Tidak bereaksi
   
Larutan keruh
   
Endapan putih
(NH4)2CO3
   
Ba2+ + CO32-? BaCO3 ?putih
   
Tidak ada perubahan
   
Tidak ada perubahan
H2SO4 encer
   
Ba2+  + SO42-? BaSO4?putih
   
Larutan keruh
   
Endapan putih
BaSO4?putih+ H2SO4 pekat ? Ba2+ + 2HSO4-
K2CrO4
   
Ba2+ + CrO4- ?BaCrO4?kuning
   
Larutan keruh
   
Endapan kuning
K2SO4
   
Ba2+  + SO42-? BaSO4?putih
   
Larutan keruh
   
Endapan putih
Ca2+
   
NH4OH
   
Ca2++ NH3 + 2H2O ? Tidak bereaksi
   
Larutan jernih
   
Larutan jernih
(NH4)2CO3
   
Ca2++ Co32-? CaCO3 ?putih
   
Larutan keruh
   
Larutan keruh
H2SO4 encer
   
Ca2++ SO42-?CaSO4?putih
   
Larutan keruh
   
Larutan keruh
K2CrO4
   
Ca2++ CrO4- ? Tidak bereaksi
   
Larutan kuning
   
Tidak ada perubahan
K2SO4
   
Ca2++ SO42-? Tidak bereaksi
   
Tidak ada perubahan
   
Tidak ada perubahan

Pembahasan
1.      Kation Golongan I : Pb dan Ag
Terdapat beberapa penyimpangan pada kation Ag,yaitu:
a.       Ketika AgNO3 ditambahkan NH3+ tidak ada perubahan, menurut literatur seharusnya terbentuk endapan coklat perak oksida, dan ditambahkan pereaksi berlebih endapan larut kembali membentuk ion kompleks diaminaargentat dan setelah dpanaskan tidak terjadi perubahan.
      Ag2O? + 4NH3 + H2O ? 2 [2Ag(NH3)2]+ + 2OH-
         2 Ag+ + 2 NH3+ H2O ? Ag2O?coklat + 2NH4+
b.      Ketika AgNO3 ditambahkan NaOH berlebih didapatkan hasil endapan coklat bertambah, sedangkan hasil sebenarnya adalah  tidak terjadi perubahan.
c.        Ketika AgNO3 ditambahkan KI didapatkan hasil endapan hijau muda, menurut literatur seharusnya endapan perak iodide, dan setelah ditambahkan pereaksi berlebih tidak terjadi perubahan.
Ag2+  + 2I- ? AgI?kuning
AgI?kuning + I-berlebih ? AgI?kuning
2.      Kation Golongan II : Bi3+, Pb2+, Cu2+ dan Hg2+
ü      Kation Bi3+, terjadi beberapa penyimpangan, yaitu :
a.       Ketika ditambahkan NaOH didapatkan hasil larutan putih keruh, sedangkan menurut literature adalah endapan putih bismuth (III) hidroksida:
Bi3+ + 3OH-? Bi(OH)3?putih
Endapan hannya sedikit larut dalam reagensia berlebih dalam larutan dingin, 2- 3 mg bismut terlarut per 100 ml natrium hidroksida (2M).
b.      Ketika ditambahkan KI didapatkan hasil larutan kuning keruh, sedangkan menurut literature hasil sebenarnya adalah endapan hitam bismuth (III) iodide :
      Bi3+ + 3I-? BiI3?­hitam
Endapan mudah terlarut dalam reagensia berlebihan, dimana terbentuk ion tetraiodobismut yang berwarna jingga.
      BiI3?­hitam + I- ?[BiI4]-?­jingga
ü      Kation Cu2+,  terjadi beberapa penyimpangan, yaitu :
a.       Ketika ditambahkan KI didapatkan hasil larutan coklat kuning keruh, sedangkan menurut literature adalah endapan putih tembaga (I) iodide, tetapi larutannya berwarna coklat tua karena terbentuknya ion- ion tri-iodida (iod).
2Cu2+ + 5I-? 2CuI?putih + I3-
b.      Ketika ditambahkan (NH4)2S didapatkan hasil endapan hitam hijau, sedangkan menurut literature adalah endapan hitam tembaga (II) sulfide:
Cu2+ + H2S ? CuS?hitam + 2H+
ü      Kation Hg2+, terjadi beberapa penyimpangan, yaitu :
a.       Ketika ditambahkan NaOH didapatkan hasil endapan kuning, sedangkan menurut literature adalah endapan merah kecoklatan dengan komposisi yang berbeda- beda, jika ditambahkan dalam jumlah yang stoikiometris, endapan berubah menjadi kuning merkurium (II) oksida.
Hg2+ + 2OH-?HgO?merah kecoklatan+ H2O
Endapan tidak larut dalam natrium hidroksida berlebih, dengan adanya asam mudah melarutkan endapan yang terbentuk
b.      Ketika ditambahkan KI didapatkan hasil larutan jingga, sedangkan menurut literature adalah endapan merah merkurium (II) iodide.
Hg2+ + 2I-?HgI2?merah
Dengan reagensia berlebihan endapan melarut, dimana ion tetraiodo-merkurat (II) terbentuk :
HgI2?merah + 4I-?[HgI4]2-
c.       Ketika ditambahkan (NH4)2S didapatkan hasil endapan hitam hijau, sedangkan menurut literature dengan adanya asam klorida encer, mula- mula akan terbentuk endapan putih merkurium (II) klorosulfida, yang akan terurai bila ditambahkan hydrogen sulfide lebih lanjut, dan akhirnya terbentuk endapan hitam merkurium (II) sulfide.
3Hg2+ + 2Cl- + 2H2S ? Hg3S2Cl2?putih+ 4 H+
Hg3S2Cl2?putih+ H2S ?3HgS?hitam + 2H++2Cl-
3.      Kation Golongan III : Fe3+, Al3+, Zn2+
ü      Kation Fe3+, terjadi beberapa penyimpangan, yaitu :
a.       Ketika ditambahkan NaOH 0.1 N didapatkan hasil endapan hijau tua dan koloid kuning di dinding, sedangkan menurut literature endapan coklat kemerahan besi (III) hidroksida, yang tak lerut dalam pereaksi berlebihan.
Fe3+  + 3OH-? Fe(OH)3?coklat kemerahan
b.      Ketika ditambahkan NH4OH didapatkan hasil endapan biru tua,  sedangkan menurut literature endapan coklat kemerahan seperti gelatin besi (III) hidroksida, yang tak larut dalam pereaksi berlebihan, tetapi larut dalam asam.
Fe3+ + 3NH3 + 3H2O ? Fe(OH)3?coklat kemerahan + 3NH+4
c.       Ketika ditambahkan Na-asetat didapatkan hasil endapan  hijau tua dan di dinding terbentuk koloid kuning, sedangkan menurut literature endapan coklat kemerahan yang disebabkan oleh pembentukan ion kompleks dengan komposisi [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+.
                  3 Fe3++ 6 CH3COO-+ 2H2O? [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+?coklatkemerahan + 2H+
d.      Ketika ditambahkan Na-pospat didapatkan hasil endapan putih, sedangkan menurut literature endapan putih kekuningan besi (III) fosfat.
            Fe3+ + HPO42-? FePO4?putih kekuningan + H+
ü      Kation Al3+, terjadi penyimpangan ketika ditambahkan Na-asetat tidak terjadi perubahan, sedangkan menurut literature tak diperoleh endapan dalam larutan netral dingin, tetapi dengan mendidihkan reagensia berlebihan, akan terbentuk endapan bervolume besar alumunium asetat basa Al(OH)2CH3COO.
Al3+ +3 CH3COO-+ 2H2O ? 2 Al(OH)2 CH3COO ? + 2 CH3COOH
ü      Kation Zn2+, terjadi penyimpangan ketika ditambahkan (NH4)2S didapatkan hasil endapan kuning, sedangkan menururt literature endapan putih zink sulfide (ZnS), dari larutan netral atau basa, endapan tidak larut dalam reagensia berlebihan, dalam asam asetat, dan dalam larutan basa alkali, tetapi larut dalam asam- asam mineral encer dan endapan ini berbentuk koloid.
            Zn2+ + S2-?ZnS?putih
4.      Kation Golongan IV : Ba2+ dan Ca2+
ü      Kation Ba2+, terjadi beberapa penyimpangan, yaitu :
a.       Ketika ditambahkan NH4OH didapatkan hasil larutan keruh, sedangkan menurut literatur tidak terjadi endapan barium hidroksida karena kelarutan yang sangat tinggi. Jika larutan yang basa terkena udara luar, sedikit karbon dioksida akan terserap dan terjadi kekeruhan yang ditimbulkan oleh barium karbonat. Sedikit kekeruhan terjadi ketika menambahkan reagensia yang disebabkan oleh sejumlah kecil ammonium karbonat, yang sering terdapat dalam reagensia yang telah lama.
b.      Ketika ditambahkan (NH4)2CO3 tidak ada perubahan, sedangkan menurut literatur terbentuk endapan putih barium karbonat, yang larut dalam asam asetat dan dalam asam mineral encer.
Ba2+ + CO32-? BaCO3 ?putih
Jika jumlah endapan barium karbonat sangat kecil, endapan dapat larut dengan baik dalam garam ammonium yang berkonsentrasi tinggi.
ü      Kation Ca, terjadi beberapa penyimpangan, yaitu :
a.       Ketika ditambahkan NH4OH didapatkan hasil larutan keruh, sedangkan menurut literature tidak terjadi endapan karena kelarutan yang sangat tinggi. Dengan zat pengendap yang telah lama dibuat, mungkin akan menimbulkan kekeruhan karena terbentuknya kalsium karbonat.
b.      Ketika ditambahkan (NH4)2CO3, larutan keruh bewarna putih, sedangkan menurut literature terbentuk endapan amorf putih kalsium karbonat.
Ca2++ Co32-? CaCO3 ?putih
c.       Ketika ditambahkan H2SO4 larutan keruh bewarna putih, sedangkan hmenururt literature terbentuk endapan putih kalsium sulfat.
Ca2++ SO42-?CaSO4?putih

Kesimpulan
Dari hasil praktikum didapatkan beberapa penyimpangan. Penyimpangan tersebut dapat terjadi karena beberapa hal, yaitu:
1.     Pengamatan hasil warna kurang baik
2.     Cara penambahan pereaksi yang tidak sesuai dengan prosedur,
3.     Pereaksi yang digunakan terlalu pekat atau terlalu encer,
4.     Kurangnya waktu untuk pembentukan reaksi sehingga reaksi tidak sempurna
5.     Peralatan yang digunakan tidak bersih, sehingga ada zat lain yang ikut bereaksi

Kamis, 24 Mei 2012

Perbedaan Wanita dan cewek

Kalau kala itu kita membicarakan perbedaan yang mendasar antara Pria dan Cowok, kali ini kita akan membicarakan hal yang berbda jenisnya, yakni perbedaan antara Wanita dan Cewek. Temukan keraguan yang menyatakan bahwa Wanita sama dengan Cewek itu disini.

W: Pengertian dan menerima apa danya. Namun tetap memberi saran yang mendidik bila anda melaku...kan kesalahan.

C: Menuntut banyak sekali ini itu tanpa melihat kesalahan pada dirinya sendiri. Akan marah-marah atau minimal ngambek kalau anda berbuat salah.

W: Selalu berusaha ceri adi setiap moment bersama dengan adna.

C: Suta BT tiba-tiba tanpa sebab dan kalau ditanya kenapa, akan menjawab seolah tidak ada apa-apa dan membuat anda bingung.

W: Bisa membuat anda tertawa dan membuat anda makin ingin lebih menyayanginya setiap hari.

C: Selalu menuntut punya cowok yanh bisa membuatnya tertawa, namun pada kenyataanya susah sekali dibuat tertawa karena merasa nanti dikhianati.

W: Bersikap jujur apa adanya.

C: Bersikap jual mahal dan hobinya ngetes cowok.

W: Meminta anda pemit dulu dengan orangtuanya dan memperkanalkan anda sebelum pergi bersama anda.

C: Membuat anda duduk berlama-lama di ruang tamu karena lama sekali dandannya.

W: Independent, tetap memprioritaskan karier dan masa depan tanpa mau tergantung orang.

C: Memprioritaskan punya cowojyang mapan dengan a;lasan tuntutan jaman dan akan merasa secure masa depannya hanya dengan cowok-cowok seperti itu.

W: Tampil natural, simple tetapi tetap classy. Dan tampil anggun pada event-event tertentu.

C: Menorm berlebihan dan high maintenance.

W: Belajar membuat kue jenis baru dua kali seminggu.

C: Ke salon dua kali seminggu.

W: Punya prinsip yang jelas dan berusaha untuk mengaplikasikannya di dalam kehidupannya setiap hari.

C: Tidak punya sikap, tidak tegas dan tidak tahu apa kemauan sebenarnya. Hanya bisa tergantung pada anda.

W: Menguasai diri, mengambil keputusan tegas dalam menyelesaikan setiap masalah dan konsekuen dengan keputusan tersebut.

C: Marah-marah, menangis berhar-hari dan curhat panjang lebar dengan teman jika disakiti dan berikrar tidak akan mau berhubungan dengan anda lagi. But… Tiga hari kemudian dia akan memaafkan anda.

W: Betah di rumah, dan suka menyenangkan hati orangtuanya.

C: Gak pernah mau ketinggalan datang ke setiap Rave Party yang diadakan di kota Jakarta dan sekitarnya.

W: Favourite movies-nya; Four Weddings and A Funeral, Requiem for a Dream, Shawshanl Redemption.

C: Fovourite movies-nya; Never Been Kissed, Freaky Friday, Princess Diary.

W: Menyukai film The Matrix karena ide cerita yang disampaikan sungguh luar biasa.

C: Menyukai film The Matrix karena Keanu Reeves yang main.

W: Ingin punya pria yang percaya akan dirinya sendiri, jujur, bisa menjaga dan menyayanginya apa adanya.

C: Pengen punya cowok seperti Brad Pitt, dewa, mapan, perut six pack, siap mengantar jemput 24-7 dan wajib menyayanginya di atas segalanya.

W: Mampu menjaga diri sendir dangan tidak pernah berbuat yang aneh-aneh.

C: Menum-minum sampai tepar di lounge dan harus digotong untuk pulang.

W: Mengutarakan perasaanya dengan tenang dan tetap mengerti perasaan anda.

C: Maunya selalu diutamakan perasaanya tanpa memikirkan perasaan anda sedikit pun.

W: Mau bersosialisasi dengan teman-teman anda dan memperkenalkan anda dengan teman-teman dekatnya.

C: Dekat dengan semua cowok sesuka hati tapi kalau anda sendiri dekat dengan satu cewek saja, dia bisa marah setengah mati.

W: Dekat dengan orangtuanya sendiri dan dekenal baik oleh orangtua anda.

C: Bahkan dengan orangtuanya sendiri tidak akrab.

W: Mengerti dengan kesibukan anda dan bisa naik kendaraan umum pada saat darurat.

C: Marah-marah kerana anda tidak bisa menjemput dan mengetakan anda sudah tidak peduli lagi terhadapnya.

W: Berfikir dan mengoreksi diri setelah membaca tulisan ini.

C: Merasa tersinggung dan mencari tahu siapa yang menulis ini.

Sabtu, 12 Mei 2012

Test Psikologi

Saya terkagum-kagum ketika ada sebuah buku yang membahas tentang hal ini, Awaken The Giant Within (dibuat oleh Anthoni Robbins, seorang pemateri termahal dunia) yang berupaya untuk mengungkap apa yang ada dalam diri kita untuk menjadi potensi maksimal. Yang kemudian saya kaitkan dalam dunia desain. Artikel ini mungkin bisa menjadi alternatif bagi Anda yang belajar desain terlebih untuk yang belajar desain otodidak. Tes ini akan menentukan personality / kepribadian mana yang Ada punyai, dengan demikian Anda bisa melakukan sesuatu melalui hal tersebut. Mungkin bisa akurat dan mungkin juga tidak, meskipun ini saya dapatkan dari berbagai sumber yang menunjang, coba saja dan mungkin bisa Anda dapatkan manfaatnya.
Pertama-tama Anda akan menentukan bagian otak mana (kiri atau kanan, meskipun Anda punya satu otak) yang secara dominan yang Ada gunakan. Hal ini akan dibagi menjadi dua bagian dan kombinasi dari hasilnya akan mengarahkan Anda untuk menentukan kepribadian yang Anda punya.

Bagian Satu

Letakkan kedua tangan Anda berpegangan, seperti layaknya orang berdoa. Jika Anda lihat,
Ibu jari kiri berada di bawah ibu jari tangan kanan, maka Anda pengguna dominan otak kiri.
Ibu jari kanan berada di bawah ibu jari tangan kiri, maka Anda pengguna dominan otak kanan.

Dapat Ada lihat pada gambar di atas ibu jari tangan kiri berada di atas ibu jari tangan kanan, maka berarti penggunan otak kanan lebih dominan.

Bagian dua

Lipat kedua lengan tangan Anda di depan
Lengan tangan kanan berada di atas lengan tangan kiri Anda, maka Anda pengguna otak kiri
Lengan tangan kiri berada di atas lengan tangan kanan Anda, maka Anda pengguna otak kanan
Tes Otak Kiri dan Otak Kanan dalam Desain
Dapat Anda lihat pada gambar di atas lengan tangan kanan berada di atas lengan tangan kiri yang berarti pengguna dominan otak kiri.

Kombinasi KIRI + KANAN

Lantas, apa artinya? Berdasarkan hasil kombinasi yang didapatkan dari tes ini (langkah satu dan dua tidak boleh terbalik) maka ada serangkaian interpretasi dari kepribadian Anda.

Kanan+ Kiri

Penuh pertimbangan, tradisional, tipe tidak langsung
Secara insting membaca emosi (bukan berati marah lo) orang lain dan ramah kepada setiap orang secara alami. Meski tidak terlalu mendalam untuk berinisiatif bergerak ‘maju’, tetapi orang ini akan selalu mensupport orang lain.
Merupakan kepribadian yang stabil dan penuh pertimbangan dalam melakukan sesuatu, memberi orang lain perasaan dilindungi oleh orang tersebut.
Kelemahannya adalam mereka tidak bisa mengatakan tidak untuk suatu hal, meskipun mereka tidak berharap untuk melakukannya mereka akan selalu untuk peduli pada orang lain. Mereka akan membantu orang lain meski tidak punya kepentingan di dalamnya.
Dalam dunia desain, orang yang penuh pertimbangan ini akan benar-benar memikirkan konsepnya memang sudah benar atau tidak. Karena suka sesuatu yang seserhana, biasanya apa yang mereka hasilkan juga sederhana dan mudah dicerna oleh orang lain, merek tidak suka sesuatu yang rumit, Ingat! terkadang brief dari klien desain seringkali memberikan aturan dan penugasan yang ‘blibet’ dan rumit, namun mereka lakukan dengan suatu yang sederhana. Hal ini menjadikan mereka agak sering ‘ngobrol’ dengan klien.

Kanan+Kanan

Suka tantangan dan tidak suka basa-basi (tipe langsung)
Ketika mereka telah menentukan sesuatu, mereka akan melakukan hal tersebut sesegera mungkin. Sangat suka coba-coba dan juga menyukai hal-hal yang berbau tantangan. Berani untuk menghadapi bahaya / resiko tanpa berpikir panjang (yang kadang-kadang melakukan sesuatu secara konyol).
Kelemahannya adalah mereka tidak mendengar kata-kata atau nasihat orang lain, mereka akan berpikir ulang atau memikirkannya jika mereka benar-benar berharap atas apa yang mereka ingin dengar saja pada suatu percakapan dan suatu hal (mereka akan mendengarkan Anda jika menurut mereka menarik saja bagi mereka). Bagaimanapun juga, kerena tidak suka basa-basinya mereka cenderung menjadi seseorang yang populer.
Orang yang mempunyai kepribadian ini bisa dikatakan sangat cocok di bidang desain dan seni. Seperti yang kita tahu otak kanan adalah digunakan secara dominan dalam bidang desain. Karena mereka suka tantangan, mereka suka bereksplorasi dengan hal baru, cara pandang yang baru, berpikir ‘diluar kotak’, yang membuatnya mempunyai kesempatan menemukan konsep atau ide desain yang baru.
Imaginasi mereka juga sangat hebat. Nah, namun perlu juga diingatkan terkadang mereka tidak terampil dalam melakukan sesuatu (baca artikel saya tentang segitiga ilmu pengetahuan, seni dan keterampilan), sehingga mereka lebih cocok menjadi ‘bank’ konsep dan tim kreatif.

Kiri+Kiri

Berdedikasi tinggi, dingin dan perfeksionis
Selalu mengandalkan logika pada setiap tindakannya dan setiap aspek. Untuk mengalahkan atau membujuk mereka adalah dengan sebuah alasan dan pertimbangan-pertimbangan. Mempunyai banyak kebaggaan (pride) dan merasa hebat dalam melakukan sesuatu. Jika mereka adalah teman Anda, mereka sangat dapat dipercaya. Bagaimanapun, jika dia menjadi lawan Anda, mereka adalah lawan yang tangguh. Karena mereka dapat menjadi sangat ‘berbicara’ selayaknya perfeksionis, mereka seringkali meninggalkan suatu kesan yang tidak baik yang menjadikannya sangat sukar untuk diurus ketika pertama jumpa.
Orang dengan kepribadian kiri-kiri ini sangat susah untuk masuk dibidang desain (tidak berarti mereka tidak bisa), ada berbagai cara agar kita bisa menggunakan otak kanan kita secara optimal. Meskipun demikian hasil desain yang mereka ciptakan biasanya membutuhkan waktu yang lama, penelitian dan obeservasi mereka buat sebanyak mereka mau dan seringkali membuat desain mereka menjadi ‘wow’ karena dedikasi mereka yang tinggi.

Left+Right

Suka peduli pada orang lain dan tipe pemimpin
Mereka mempunyai kemampuan berbicara yang hebat dan pintar menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada, sekaligus masih mempertimbangkan kebutuhan orang lain. Oleh karena kekerenan dan sifat kalem / tenangnya, dan sekaligus sifat bertanggung-jawabnya yang tinggi, mereka akan cenderung menjadi pemimpin dari suatu kelompok. Menjadi populer diantara orang-orang disekitarnya.
Bagaimanapun, mereka tidak bisa membantu kehidupan atau kepentingan pribadinya dalam hal ‘membagi/mencampur kedua hal tersebut’ karena mereka ingin terlalu banyak mempedulikan orang lain. Sangat memperhatikan bagaimana orang lain memandang mereka dan selalu siaga.
Wah, kalau tipe yang satu ini bagaimana ya saya menjabarkannya… Mereka suka sesuatu yang berbau observasi dan penelitian. Seperti juga kita pahami, dalam bidang komunikasi visual kita akan bergelut dengan hal-hal yang semacam itu. Namun, agak kurang bisa untuk berimajinasi. Mereka mendefinisikan sesuatu berdasarkan prinsip dan konsep. Ketika mereka akan menjabarkan hasil konsep dari observasi, mereka kurang bisa mengolahnya dalam bentuk visual. Seperti layaknya kita tahu akan suatu hal, sepertinya dekat sekali, namun susah untuk diungkapkan dalam kata-kata.
Saya adalah seorang yang berkepribadian ‘kanan+kiri’ yang membuat saya penuh pertimbangan, sangat bersahabat, suportif, memberikan orang lain perasaan aman, suka peduli orang lain. Tidak bisa berkata TIDAK! Jadi, ingat jangan meminta saya untuk melakukan sesuatu karena akan membuat saya semakin kacau, Anda pasti tahulah saya tidak bisa berkata’tidak’. (yang saya maksud adalah jika tes ini memang benar adanya).
Nah lo, mana bidang desainnya? Begini kawan, ketika kita mendesain atau melakukan pekerjaan kita sehari-hari dibidang desain, kita akan berperilaku seperti apa yang dihasilkan dari tes tersebut di atas. Memang, ini tidak secara langsung terkait bidang desain. Namun ketika melakukan sesuatu diantara proses kreatif desain kita pasti akan berperilaku selayaknya apa yang ada di hasil tes ini. Hal inilah yang menjadi poin utama bahan pertimbangan saya.
Jadi, bagaimanan dengan Anda? Apakah tipe Anda? dan Apakah ini akurat?

Kamis, 19 April 2012

Sistem Reproduksi Pada Manusia – Pria

Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria.
Organ Reproduksi
Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
Organ Reproduksi Dalam
Organ reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris.
Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos.
Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.
Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.
Vas deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.
Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
Kelenjar prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).
Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
Penis
Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentu sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.
Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Pada tahap pertama spermatogenesis, spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A. Spermatogenia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Setelah melewati beberapa minggu, setiap spermatosit primer membelah secara meiosis membentuk dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid. Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid. Spermatid merupakan calon sperma yang belum memiliki ekor dan bersifat haploid (n atau mengandung 23 kromosom yang tidak berpasangan). Setiap spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa (sperma). Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi.
Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma. Pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma. Badan sperma banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma.
Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan mengatur proses spermatogenesis.
Hormon pada Pria
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
Testoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria
Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.
Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.

Sistem Reproduksi Pada Manusia – Wanita

Sistem reproduksi wanita meliputi organ reproduksi, oogenesis, hormon pada wanita, fertilisasi, kehamilan, persalinan dan laktasi.
1.Organ Reproduksi
Organ reproduksi wanita terdiri dari organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
Organ reproduksi dalam
Organ reproduksi dalam wanita terdiri dari ovarium dan saluran reproduksi (saluran kelamin).
Ovarium
Ovarium (indung telur) berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan panjang 3 – 4 cm. Ovarium berada di dalam rongga badan, di daerah pinggang. Umumnya setiap ovarium menghasilkan ovum setiap 28 hari. Ovum yang dihasilkan ovarium akan bergerak ke saluran reproduksi.
Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur) serta hormon estrogen dan progesteron.
Saluran reproduksi
Saluran reproduksi (saluran kelamin) terdiri dari oviduk, uterus dan vagina.
Oviduk
Oviduk (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah sepasang (di kanan dan kiri ovarium) dengan panjang sekitar 10 cm. Bagian pangkal oviduk berbentuk corong yang disebut infundibulum. Pada infundibulum terdapat jumbai-jumbai (fimbrae). Fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Ovum yang ditangkap oleh infundibulum akan masuk ke oviduk. Oviduk berfungsi untuk menyalurkan ovum dari ovarium menuju uterus.
Uterus
Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan rongga pertemuan oviduk kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher rahim). Uterus manusia berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi. Uterus terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa lapis otot polos dan lapisan endometrium. Lapisan endometrium (dinding rahim) tersusun dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Lapisan endometrium akan menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada saat menstruasi.
Vagina
Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada wanita. Vagina bermuara pada vulva. Vagina memiliki dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa selaput berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot dan bagian terdalam berupa jaringan ikat berserat. Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi rangsangan seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin. Jaringan otot dan jaringan ikat berserat bersifat elastis yang berperan untuk melebarkan uterus saat janin akan dilahirkan dan akan kembali ke kondisi semula setelah janin dikeluarkan.
Organ reproduksi luar
Organ reproduksi luar pada wanita berupa vulva. Vulva merupakan celah paling luar dari organ kelamin wanita. Vulva terdiri dari mons pubis. Mons pubis (mons veneris) merupakan daerah atas dan terluar dari vulva yang banyak menandung jaringan lemak. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi oleh rambut. Di bawah mons pubis terdapat lipatan labium mayor (bibir besar) yang berjumlah sepasang. Di dalam labium mayor terdapat lipatan labium minor (bibir kecil) yang juga berjumlah sepasang. Labium mayor dan labium minor berfungsi untuk melindungi vagina. Gabungan labium mayor dan labium minor pada bagian atas labium membentuk tonjolan kecil yang disebut klitoris.
Klitoris merupakan organ erektil yang dapat disamakan dengan penis pada pria. Meskipun klitoris secara struktural tidak sama persis dengan penis, namun klitoris juga mengandung korpus kavernosa. Pada klitoris terdapat banyak pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
Pada vulva bermuara dua saluran, yaitu saluran uretra (saluran kencing) dan saluran kelamin (vagina). Pada daerah dekat saluran ujung vagina terdapat himen atau selaput dara. Himen merupakan selaput mukosa yang banyak mengandung pembuluh darah.
2.Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam ovarium terdapat oogonium (oogonia = jamak) atau sel indung telur. Oogonium bersifat diploid dengan 46 kromosom atau 23 pasang kromosom. Oogonium akan memperbanyak diri dengan cara mitosis membentuk oosit primer.
Oogenesis telah dimulai saat bayi perempuan masih di dalam kandungan, yaitu pada saat bayi berusia sekitar 5 bulan dalam kandungan. Pada saat bayi perempuan berumur 6 bulan, oosit primer akan membelah secara meiosis. Namun, meiosis tahap pertama pada oosit primer ini tidak dilanjutkan sampai bayi perempuan tumbuh menjadi anak perempuan yang mengalami pubertas. Oosit primer tersebut berada dalam keadaan istirahat (dorman).
Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam setiap ovariumnya mengandung sekitar 1 juta oosit primer. Ketika mencapai pubertas, anak perempuan hanya memiliki sekitar 200 ribu oosit primer saja. Sedangkan oosit lainnya mengalami degenerasi selama pertumbuhannya.
Saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mengalami perubahan hormon yang menyebabkan oosit primer melanjutkan meiosis tahap pertamanya. Oosit yang mengalami meiosis I akan menghasilkan dua sel yang tidak sama ukurannya. Sel oosit pertama merupaakn oosit yang berukuran normal (besar) yang disebut oosit sekunder, sedangkan sel yang berukuran lebih kecil disebut badan polar pertama (polosit primer).
Selanjutnya , oosit sekunder meneruskan tahap meiosis II (meiosis kedua). Namun pada meiosis II, oosit sekunder tidak langsung diselesaikan sampai tahap akhir, melainkan berhenti sampai terjadi ovulasi. Jika tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder akan mengalami degenerasi. Namun jika ada sperma masuk ke oviduk, meiosis II pada oosit sekunder akan dilanjutkan kembali. Akhirnya, meiosis II pada oosit sekunder akan menghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan satu sel kecil yang disebut badan polar kedua (polosit sekunder). Badan polar pertama juga membelah menjadi dua badan polar kedua. Akhirnya, ada tiga badan polar dan satu ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dari oogenesis setiap satu oogonium.
Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel telur (folikel) merupakan sel pembungkus penuh cairan yang menglilingi ovum. Folikel berfungsi untuk menyediakan sumber makanan bagi oosit. Folikel juga mengalami perubahan seiring dengan perubahan oosit primer menjadi oosit sekunder hingga terjadi ovulasi. Folikel primer muncul pertama kali untuk menyelubungi oosit primer. Selama tahap meiosis I pada oosit primer, folikel primer berkembang menjadi folikel sekunder. Pada saat terbentuk oosit sekunder, folikel sekunder berkembang menjadi folikel tersier. Pada masa ovulasi, folikel tersier berkembang menjadi folikel de Graaf (folikel matang). Setelah oosit sekunder lepas dari folikel, folikel akan berubah menjadi korpus luteum. Jika tidak terjaid fertilisasi, korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albikan.
3.Hormon pada Wanita
Pada wanita, peran hormon dalam perkembangan oogenesis dan perkembangan reproduksi jauh lebih kompleks dibandingkan pada pria. Salah satu peran hormon pada wanita dalam proses reproduksi adalah dalam siklus menstruasi.
Siklus menstruasi
Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari. Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama tersebut akan memacu pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi mekanisme siklus menstruasi.
Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus menstruasi, patokannya adalah adanya peristiwa yang sangat penting, yaitu ovulasi. Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus (½ n) menstruasi. Untuk periode atau siklus hari pertama menstruasi, ovulasi terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari pertama menstruasi. Siklus menstruasi dikelompokkan menjadi empat fase, yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasi.
Fase menstruasi
Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum akan menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium). Lepasnya ovum tersebut menyebabkan endometrium sobek atau meluruh, sehingga dindingnya menjadi tipis. Peluruhan pada endometrium yang mengandung pembuluh darah menyebabkan terjadinya pendarahan pada fase menstruasi. Pendarahan ini biasanya berlangsung selama lima hari. Volume darah yang dikeluarkan rata-rata sekitar 50mL.
Fase pra-ovulasi
Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin. Gonadotropin merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graaf dengan ovum di dalamnya. Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uterus dan endometrium. Peningkatan konsentrasi estrogen selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifta basa. Lendir yang bersifat basa berguna untuk menetralkan sifat asam pada serviks agar lebih mendukung lingkungan hidup sperma.
Fase ovulasi
Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan LH. LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf. Pada saat inilah disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf dan siap dibuahi oleh sperma. Umunya ovulasi terjadi pada hari ke-14.
Fase pasca-ovulasi
Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena pengaruh LH dan FSH akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen (namun tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu progesteron. Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding dalam uterus atau endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi progesteron (juga estrogen) tersebut berguna untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan.
Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan. Korpus albikan memiliki kemampuan produksi estrogen dan progesteron yang rendah, sehingga konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan FSH dan selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan tersambung kembali dengan fase menstruasi berikutnya.
4.Fertilisasi
Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma dapat memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata. Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah korona radiata, yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di sebelah dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus oosit sekunder.
Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu, sehingga terjadi aktivitas yang saling mendukung.
Pada sperma, bagian kromosom mengeluarkan:
hialuronidase
Enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada korona radiata.
akrosin
Protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida.
antifertilizin
Antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit sekunder.
Oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu, yaitu fertilizin yang tersusun dari glikoprotein dengan fungsi :
  • Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.
  • Menarik sperma secara kemotaksis positif.
  • Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder.
Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel granulosit di bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma lainnya. Adanya penetrasi sperma juga merangsang penyelesaian meiosis II pada inti oosit sekunder , sehingga dari seluruh proses meiosis I sampai penyelesaian meiosis II dihasilkan tiga badan polar dan satu ovum yang disebut inti oosit sekunder.
Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti (nukleus) pada kepala sperma akan membesar. Sebaliknya, ekor sperma akan berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang mengandung 23 kromosom (haploid) dengan ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid) akan bersatu menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46 kromosom.
5.Gestasi (Kehamilan)
Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus. Dalam perjalannya ke uterus, zigot membelah secara mitosis berkali-kali. Hasil pembelahan tersebut berupa sekelompok sel yang sama besarnya, dengan bentuk seperti buah arbei yang disebut tahap morula.
Morula akan terus membelah sampai terbentuk blastosit. Tahap ini disebut blastula, dengan rongga di dalamnya yang disebut blastocoel (blastosol). Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian dalam.
Sel-sel bagian luar blastosit
Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel trofoblas yang akan membantu implantasi blastosit pada uterus. Sel-sel trofoblas membentuk tonjolan-tonjolan ke arah endometrium yang berfungsi sebagai kait. Sel-sel trofoblas juga mensekresikan enzim proteolitik yang berfungsi untuk mencerna serta mencairkan sel-sel endometrium. Cairan dan nutrien tersebut kemudian dilepaskan dan ditranspor secara aktif oleh sel-sel trofoblas agar zigot berkembang lebih lanjut. Kemudian, trofoblas beserta sel-sel lain di bawahnya akan membelah (berproliferasi) dengan cepat membentuk plasenta dan berbagai membran kehamilan.
Berbagai macam membran kehamilan berfungsi untuk membantu proses transportasi, respirasi, ekskresi dan fungsi-fungsi penting lainnya selama embrio hidup dalam uterus. Selain itu, adanya lapisan-lapisan membran melindungi embrio terhadap tekanan mekanis dari luar, termasuk kekeringan.
Sakus vitelinus
Sakus vitelinus (kantung telur) adalah membran berbentuk kantung yang pertama kali dibentuk dari perluasan lapisan endoderm (lapisan terdalam pada blastosit). Sakus vitelinus merupakan tempat pembentukan sel-sel darah dan pembuluh-pembuluh darah pertama embrio. Sakus vitelinus berinteraksi dengan trofoblas membentuk korion.
Korion
Korion merupakan membran terluar yang tumbuh melingkupi embrio. Korion membentuk vili korion (jonjot-jonjot) di dalam endometrium. Vili korion berisi pembuluh darah emrbrio yang berhubungan dengan pembuluh darah ibu yang banyak terdapat di dalam endometrium uterus. Korion dengan jaringan endometrium uterus membentuk plasenta, yang merupakan organ pemberi nutrisi bagi embrio.
Amnion
Amnion merupakan membran yang langsung melingkupi embrio dalam satu ruang yang berisi cairan amnion (ketuban). Cairan amnion dihasilkan oleh membran amnion. Cairan amnion berfungsi untuk menjaga embrio agar dapat bergerak dengan bebas, juga melindungi embrio dari perubahan suhu yang drastis serta guncangan dari luar.
Alantois
Alantois merupakan membran pembentuk tali pusar (ari-ari). Tali pusar menghubungkan embrio dengan plasenta pada endometrium uterus ibu. Di dalam alantois terdapat pembuluh darah yang menyalurkan zat-zat makanan dan oksigen dari ibu dan mengeluarkan sisa metabolisme, seperti karbon dioksida dan urea untuk dibuang oleh ibu.
Sel-sel bagian dalam blastosit
Sel-sel bagian dalam blastosit akan berkembang menjadi bakal embrio (embrioblas). Pada embrioblas terdapat lapisan jaringan dasar yang terdiri dari lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm). Permukaan ektoderm melekuk ke dalam sehingga membentuk lapisan tengah (mesoderm). Selanjutnya, ketiga lapisan tersebut akan berkembang menjadi berbagai organ (organogenesis) pada minggu ke-4 sampai minggu ke-8.
Ektoderm akan membentuk saraf, mata, kulit dan hidung. Mesoderm akan membentuk tulang, otot, jantung, pembuluh darah, ginjal, limpa dan kelenjar kelamin. Endoderm akan membentuk organ-organ yang berhubungan langsung dengan sistem pencernaan dan pernapasan.
Selanjutnya, mulai minggu ke-9 sampai beberapa saat sebelum kelahiran, terjadi penyempurnaan berbagai organ dan pertumbuhan tubuh yang pesat. Masa ini disebut masa janin atau masa fetus.
6.Persalinan
Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. Pada persalinan, uterus secara perlahan menjadi lebih peka sampai akhirnya berkontraksi secara berkala hingga bayi dilahirkan. Penyebab peningkatan kepekaan dan aktifitas uterus sehingga terjadi kontraksi yang dipengaruhi faktor-faktor hormonal dan faktor-faktor mekanis.
Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap kontraksi uterus, yaitu estrogen, oksitosin, prostaglandin dan relaksin.
Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh plasenta yang konsentrasinya meningkat pada saat persalinan. Estrogen berfungsi untuk kontraksi uterus.
Oksitosin
Oksitosin dihasilkan oleh hipofisis ibu dan janin. Oksitosin berfungsi untuk kontraksi uterus.
Prostaglandin
Prostaglandin dihasilkan oleh membran pada janin. Prostaglandin berfungsi untuk meningkatkan intensitas kontraksi uterus.
Relaksin
Relaksin dihasilkan oleh korpus luteum pada ovarium dan plasenta. Relaksin berfungsi untuk relaksasi atau melunakkan serviks dan melonggarkan tulang panggul sehingga mempermudah persalinan.
7.Laktasi
Kelangsungan bayi yang baru lahir bergantung pada persediaan susu dari ibu. Produksi air susu (laktasi) berasal dari sepasang kelenjar susu (payudara) ibu. Sebelum kehamilan, payudara hanya terdiri dari jaringan adiposa (jaringan lemak) serta suatu sistem berupa kelenjar susu dan saluran-saluran kelenjar (duktus kelenjar) yang belum berkembang.
Pada masa kehamilan, pertumbuhan awal kelenjar susu dirancang oleh mammotropin. Mammotropin merupakan hormon yang dihasilkan dari hipofisis ibu dan plasenta janin. Selain mammotropin, ada juga sejumlah besar estrogen dan progesteron yang dikeluarkan oleh plasenta, sehingga sistem saluran-saluran kelenjar payudara tumbuh dan bercabang. Secara bersamaan kelenjar payudara dan jaringan lemak disekitarnya juga bertambah besar. Walaupun estrogen dan progesteron penting untuk perkembangan fisik kelenjar payudara selama kehamilan, pengaruh khusus dari kedua hormon ini adalah untuk mencegah sekresi dari air susu. Sebaliknya, hormon prolaktin memiliki efek yang berlawanan, yaitu meningkatkan sekresi air susu. Hormon ini disekresikan oleh kelenjar hipofisis ibu dan konsentrasinya dalam darah ibu meningkat dari minggu ke-5 kehamilan sampai kelahiran bayi. Selain itu, plasenta mensekresi sejumlah besar somatomamotropin korion manusia, yang juga memiliki sifat laktogenik ringan, sehingga menyokong prolaktin dari hipofisis ibu.
Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita
Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus menstruasi.
Kanker genitalia
Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks dan ovarium.
Kanker vagina
Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah laser.
Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
Kanker ovarium
Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.
Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru.
Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser.
Infeksi vagina
Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri.

Selasa, 31 Januari 2012

Ekosistem Terumbu Karang di Indonesia



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulaunya yang menjapai 17.508 pulau dengan luas lautnya sekitar 3,1 juta km2 Wilayah lautan yang luas tersebut menjadikan Indonesia mempunyai kekayaan dan keanekaragaman hayati terbesar di dunia, salah satunya adalah ekosistem terumbu karang. Terumbu karang merupakan ekosistem khas daerah tropis dengan pusat penyebaran di wilayah Indo-Pasifik. Diperkirakan luas terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia adalah lebih dari 60.000 km2, yang tersebar luas dari perairan Kawasan Barat Indonesia sampai Kawasan Timur Indonesia (Walters, 1994 dalam Suharsono, 1998).
Potensi sumberdaya alam kelautan ini tersebar di seluruh Indonesia dengan beragam nilai dan fungsi, antara lain nilai rekreasi (wisata bahari), nilai produksi (sumber bahan pangan dan ornamental) dan nilai konservasi (sebagai pendukung proses ekologis dan penyangga kehidupan di daerah pesisir, sumber sedimen pantai dan melindungi pantai dari ancaman abrasi) (Fossa dan Nilsen, 1996). Ditinjau dari aspek ekonomi, ekosistem terumbu karang menjadi tumpuan hidup bagi masyarakat pesisir di sekitarnya (Suharsono, 1998). Ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut yang penting karena menjadi sumber kehidupan bagi beraneka ragam biota laut. Di dalam ekosistem terumbu karang ini pada umumnya hidup lebih dari 300 jenis karang, yang terdiri dari sekitar 200 jenis ikan dan berpuluh‐puluh jenis moluska, crustacean, sponge, alga, lamun dan biota lainnya (Dahuri, 2000). Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. 1.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih terperinci tentang morfologi, fisiologi, habitat, dan manfaat dari terumbu karang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Terumbu Karang
Binatang karang adalah pembentuk utama ekosistem terumbu karang. Binatang karang yang berukuran sangat kecil, disebut polip, yang dalam jumlah ribuan membentuk koloni yang dikenal sebagai karang (karang batu atau karang lunak). Dalam peristilahan ‘terumbu karang’, “karang” yang dimaksud adalah koral, sekelompok hewan dari ordo Scleractinia yang menghasilkan kapur sebagai pembentuk utama terumbu, sedangkan Terumbu adalah batuan sedimen kapur di laut, yang juga meliputi karang hidup dan karang mati yang menempel pada batuan kapur tersebut. Sedimentasi kapur di terumbu dapat berasal dari karang maupun dari alga. Secara fisik terumbu karang adalah terumbu yang terbentuk dari kapur yang dihasilkan oleh karang. Di Indonesia semua terumbu berasal dari kapur yang sebagian besar dihasilkan koral. Di dalam terumbu karang, koral adalah insinyur ekosistemnya. Sebagai hewan yang menghasilkan kapur untuk kerangka tubuhnya,karang merupakan komponen yang terpenting dari ekosistem tersebut. Jadi Terumbu karang (coral reefs) merupakan ekosistem laut tropis yang terdapat di perairan dangkal yang jernih, hangat (lebih dari 22oC), memiliki kadar CaCO3 (Kalsium Karbonat) tinggi, dan komunitasnya didominasi berbagai jenis hewan karang keras. (Guilcher, 1988).

2.2 Tipe- Tipe Terumbu Karang Berdasarkan Jenisnya
Ada dua jenis terumbu karang yaitu :
  1. Terumbu karang keras (seperti brain coral dan elkhorn coral) merupakan karang batu kapur yang keras yang membentuk terumbu karang. Karang batu ini menjadi pembentuk utama ekosistem terumbu karang. Walaupun terlihat sangat kuat dan kokoh, karang sebenarnya sangat rapuh, mudah hancur dan sangat rentan terhadap perubahan lingkungan.
  2. Terumbu karang lunak (seperti sea fingers dan sea whips) tidak membentuk karang. Terdapat beberapa tipe terumbu karang yaitu terumbu karang yang tumbuh di sepanjang pantai di continental shelf yang biasa disebut sebagai fringing reef, terumbu karang yang tumbuh sejajar pantai tapi agak lebih jauh ke luar (biasanya dipisahkan oleh sebuah laguna) yang biasa disebut sebagai barrier reef dan terumbu karang yang menyerupai cincin di sekitar pulau vulkanik yang disebut coral atoll.

2.3 Tipe- Tipe Terumbu Karang
Berdasarkan Bentuknya Terumbu karang umunya dikelompokkan ke dalam empat bentuk, yaitu :
1. Terumbu karang tepi (fringing reefs) Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
2. Terumbu karang penghalang (barrier reefs) Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.52 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).
3. Terumbu karang cincin (atolls) Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulaupulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan.
4. Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs) Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal.
Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu.  

BAB III
PEMBAHASAN 

3.1 Beberapa Spesies Terumbu Karang di Indonesia dan Klasifikasinya

1. Acropora cervicornis 
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora cervicornis
Acropora cervicornis 

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni dapat terhampar sampai beberapa meter, Koloni arborescens, tersusun dari cabang-cabang yang silindris. Koralit berbentuk pipa. Aksial koralit dapat dibedakan.
Warna : Coklat muda.
Kemiripan : A. prolifera, A. formosa.
Distribusi : Perairan Indonesia, Jamaika, dan Kep. Cayman..
Habitat : Lereng karang bagian tengah dan atas, juga perairan lagun yang jernih.

2. Acropora acuminata 
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora acuminata
Acropora acuminata 

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni bercabang. Ujung cabangnya lancip. Koralit mempunyai 2 ukuran.
Warna : Biru muda atau coklat.
Kemiripan : A. hoeksemai, A abrotanoides.
Distribusi : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea dan Philipina.
Habitat : Pada bagian atas atau bawah lereng karang yang jernih atau pun keruh.

3. Acropora micropthalma 
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora micropthalma
Acropora micropthalma 

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter. Ciri-ciri : Koloni bisa mencapai 2 meter luasnya dan hanya terdiri dari satu spesies. Radial koralit kecil, berjumlah banyak dan ukurannya sama.
Warna : Abu-abu muda, kadang coklat muda atau krem.
Kemiripan : A. copiosa, A. Parilis, A. Horrida, A. Vaughani, dan A. exquisita.
Distribusi : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea.
Habitat : Reef slope bagian atas, perairan keruh dan lagun berpasir.

4. Acropora millepora 
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora millepora
Acropora millepora 

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni berupa korimbosa berbentuk bantalan dengan cabang pendek yang seragam.
Aksial koralit terpisah. Radial koralit tersusun rapat.
Warna : Umumnya berwarna hijau, orange, merah muda, dan biru.
Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. convexa, A. prostrata, A. aspera dan A. pulchra.
Distribusi : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina dan Australia.
Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan yang dangkal.

5. Acropora palmate 
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora palmate
Acropora palmatae

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 5-20 meter.
Ciri-ciri : Koloni berbentuk cabang besar menyerupai tanduk rusa.
Warna : Umumnya berwarna coklat muda sampai coklat kekuningan.
Distribusi : Tersebar di Perairan Indonesia, Karibia, dan Bahama.
Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal.

6. Acropora hyacinthus
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora hyacinthus
Acropora hyacinthus

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 15-35 meter.
Ciri-ciri : Koloni berbentuk datar tipis dan struktur halus di permukaan.
Warna : Coklat, hijau, merah muda.
Distribusi : Perairan Indonesia, Indo-Pasifik.
Habitat : Umumnya di lereng karang.

7. Acropora echinata
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora echinata
Acropora echinata

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni berbentik tabung bercabang yang menyerupai tentakel.
Warna : Coklat, kuning, putih.
Distribusi : Indo-Pasifik barat.
Habitat : Perairan dangkal yang hangat.

8. Acropora humilis
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora humilis
Acropora humilis

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni berbentuk jari-jari pipih bercabang.
Warna : Ungu, merah muda.
Distribusi : Perairan Indonesia, Indo-Pasifik.
Habitat : Perairan dangkal, ada juga di lereng karang.

9. Acropora cytherea
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora cytherea
Acropora cytherea
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni berbentuk meja datar dengan struktur yang padat halus.
Warna : Krem, coklat, biru. Distribusi : Indo-Pasifik barat.
Habitat : Perairan tenang, atas dan bawah lereng karang.
10.Siderastrea sidereal
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Family : Siderastreidae
Genus : Siderastrea
Spesies : Siderastrea sidereal
Siderastrea sidereal

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 7-14 meter.
Ciri-ciri : Koloni berbentuk batu bulat besar.
Warna : Coklat keemasan, abu-abu.
Distribusi : Perairan Indonesia, Karibia.
Habitat : Perairan dangkal yang jernih.

3.2 Faktor- Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Perkembangan Ekosistem Terumbu Karang
  • Suhu
Secara global, sebarang terumbu karang dunia dibatasi oleh permukaan laut yang isoterm pada suhu 20 °C, dan tidak ada terumbu karang yang berkembang di bawah suhu 18 °C. Terumbu karang tumbuh dan berkembang optimal pada perairan bersuhu rata-rata tahunan 23-25 °C, dan dapat menoleransi suhu sampai dengan 36-40 °C.
  • Salinitas
Terumbu karang hanya dapat hidup di perairan laut dengan salinitas air yang tetap di atas 30 ‰ tetapi di bawah 35 ‰ Umumnya terumbu karang tidak berkembang di perairan laut yang mendapat limpasan air tawar teratur dari sungai besar, karena hal itu berarti penurunan salinitas. Contohnya di delta sungai Brantas (Jawa Timur). Di sisi lain, terumbu karang dapat berkembang di wilayah bersalinitas tinggi seperti Teluk Persia yang salinitasnya 42 %.
  • Cahaya dan Kedalaman
Kedua faktor tersebut berperan penting untuk kelangsungan proses fotosintesis oleh zooxantellae yang terdapat di jaringan karang. Terumbu yang dibangun karang hermatipik dapat hidup di perairan dengan kedalaman maksimal 50-70 meter, dan umumnya berkembang di kedalaman 25 meter atau kurang. Titik kompensasi untuk karang hermatipik berkembang menjadi terumbu adalah pada kedalaman dengan intensitas cahaya 15-20% dari intensitas di permukaan.
  • Kecerahan
Faktor ini berhubungan dengan penetrasi cahaya. Kecerahan perairan tinggi berarti penetrasi cahaya yang tinggi dan ideal untuk memicu produktivitas perairan yang tinggi pula.
  • Gelombang
Gelombang merupakan faktor pembatas karena gelombang yang terlalu besar dapat merusak struktur terumbu karang, contohnya gelombang tsunami. Namun demikian, umumnya terumbu karang lebih berkembang di daerah yang memiliki gelombang besar. Aksi gelombang juga dapat memberikan pasokan air segar, oksigen, plankton, dan membantu menghalangi terjadinya pengendapan pada koloni atau polip karang.
  • Arus
Faktor arus dapat berdampak baik atau buruk. Bersifat positif apabila membawa nutrien dan bahan-bahan organik yang diperlukan oleh karang dan zooxanthellae, sedangkan bersifat negatif apabila menyebabkan sedimentasi di perairan terumbu karang dan menutupi permukaan karang sehingga berakibat pada kematian karang.
  • Sedimen
Karang umumnya tidak tahan terhadap sedimen. Karena sedimen merupakan faktor pembatas yang potensial bagi sebaran karang di daerah dimana suhu cocok untuk hewan ini.

3.3 Penghuni Terumbu Karang

1. Tumbuh- tumbuhan Ganggang (alga)
merupakan suatu kelompok tumbuh-tumbuhan yang besar dan beraneka ragam yang biasanya terdapat di dalam lingkungan akuatik. Mereka adalah produsen primer, seperti yang telah diterangkan, mampu menangkap energi surya dan mnggunakannya untuk menghasilkan gula dan senyawa majemuk lainnya dengan menyimpan energi.Lamun adalah salah satu vegetasi yang hidup di sekitar terumbu karang. Lamun mempunyai manfaat sebagai perangkap sedimen.
2. Avertebrata Hewan karang dari filum Cnidaria
merupakan kelompok- kelompok utama dari dunia hewan yang sangat penting dalam ekologi terumbu karang. Filum Cnidaria itu dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu hydroid, ubur- ubur dan Anthozoa. Berbagai jenis cacing hidup di terumbu karang. Kebanyakkan memiliki ukuran kecil dan tidak kelihatan. Cacing berperan dalam proses erosi yang dilakukan oleh hewan secara alami, yang disebut bioerosi, dari batuan kapur menjadi pecahan kapur sampai ke pasir dengan mliang pada batuan tadi. Crustacea merupakan klompok yang amat terkenal dari filum Arthropoda yang hidup dalam terumbu karang. Mereka terdiri dari teritip, kepiting, udang, lobster dan udang karang. Banyak hewan Crustacea ini mempunyai hubungan khusus dengan hwan lain di terumbu karang. Teritip menempel pada beberapa substrat seperti penyu dan kepiting; udang pembersih dengan beberapa ikan; atau udang kecil bwarna dengan anemone. Molusca menyumbangkan cukup banyak kapur kepada ekosistem terumbu yang merupakan penyumbang penting terbentuknya pasir laut. Keanekaragaman Mollusca memainkan peranan penting di dalam jaringan makanan terumbu karang yang rumit ini. Mereka juga menjadi dasar bagi perdagangan besar cangkang hias dan penunjang utama perikanan kerang dan cumi- cumi. Echinodermata adalah penghuni perairan dangkal dan umumnya terdapat di terumbu karang dan padang lamun. Bintang laut yang omnivora memakan apa saja mulai dari sepon, teritip, keong dan kerang.Teripang mendiami sebagain besar terumbu karang dan memakan alga dan detritus dasar. Mereka mempunyai alami sedikit dan manusia barangkali yang menjadi pemangsa yang rakus.
3. Ikan Karang Ikan karang, terbagi dalam 3 (tiga) kelompok yaitu:
(1) ikan target yaitu ikan-ikan yang lebih dikenal oleh nelayan sebagai ikan konsumsi seperti Famili Serranide, Lutjanidae, Haemulidae, Lethrinidae;
(2) kelompok jenis indikator yaitu ikan yang digunakan sebagai indikator bagi kondisi kesehatan terumbu karang di suatu perairan seperti Famili Chaetodontidae; dan
(3) kelompok ikan yang berperan dalam rantai makanan, karena peran lainnya belum diketahui seperti Famili Pomacentridae, Scaridae, Acanthuridae, Caesionidae, Siganidae, Muliidae, Apogonidae (Adrim, 1993). Banyak ikan yang mempunyai daerah hidup di terumbu karang dan jarang dari ikan-ikan tersebut keluar daerahnya untuk mencari makanan dan tempat perlindungan. Batas wilayah ikan tersebut didasarkan pada pasokan makananan, keberadaan predator, daerah tempat hidup, dan daerah pemijahan.
4. Reptilia
Reptiilia yang terdapat pada ekosistem terumbu karang hanya dua kelompok yaitu, ular laut dan penyu. Dua klompok ini terancam punah. Ular ditangkap untuk kulitnya, dan penyu terutama untuk telurnya. 3.4 Manfaat Ekosistem Terumbu Karang Dari segi ekonomi ekosistem terumbu karang memiliki nilai estetika dan tingkat keanekaragaman biota yang tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan, bahan obat – obatan ataupun sebagai objek wisata bahari. Ditinjau dari fungsi ekologisnya, terumbu karang yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan menyumbangkan stabilitas fisik, yaitu mampu menahan hempasan gelombang yang kuat sehingga dapat melindungi pantai dari abrasi Adapun dari sisi social ekonomi, terumbu karang adalah sumber perikanan yang produktif sehingga dapat meningkatkan pendapatan nelayan, penduduk pesisir, dan devisa Negara yang berasal dari devisa perikanan dan pariwisata.
3.5 Faktor- faktor yang Merusak Terumbu Karang
Indonesia memang kaya akan keanekaragaman hayati nya termasuk di laut. Karena Indonesia termasuk negara kepulauan. Saat ini salah satu ekosistem yang memiliki peranan penting yaitu terumbu karang, kini mulai rusak.
Hal ini disebabkan oleh :
a. Pengendapan kapur Pengendapan kapur dapat berasal dari penebangan pohon yang dapat mengakibatkan pengikisan tanah (erosi) yang akan terbawa kelaut dan menutupi karang sehingga karang tidak dapat tumbuh karena sinar matahari tertutup oleh sedimen.
b. Aliran air tawar Aliran air tawar yang terus menerus dapat membunuh karang, air tawar tersebut dapat berasal dari pipa pembuangan, pipa air hujan ataupun limbah pabrik yang tidak seharusnya mengalir ke wilayah terumbu karang.
c. Berbagai jenis limbah dan sampah Bahan pencemar bisa berasal dari berbagai sumber, diantaranya adalah limbah pertanian, perkotaan, pabrik, pertambangan dan perminyakan.
d. Pemanasan suhu bumi Pemanasan suhu bumi dikarenakan pelepasan karbon dioksida (CO2) ke udara. Tingginya kadar CO2 diudara berpotensi meningkatan suhu secara global. yang dapat mengakibatkan naik nya suhu air laut sehingga karang menjadi memutih (bleaching) seiring dengan perginya zooxanthelae dari jaringan kulit karang, jika terjadi terus menerus maka pertumbuhan terumbu karang terhambat dan akan mati.
e. Uji coba senjata militer Pengujian bahan peledak dan nuklir di laut serta kebocoran dan buangan reaktor nuklir menyebabkan radiasi di laut, bahan radio aktif tersebut dapat bertahan hingga ribuan tahun yang berpotensi meningkatkan jumlah kerusakan dan perubahan genetis (mutasi) biota laut.
f. Cara tangkap yang merusak Cara tangkap yang merusak antara lain penggunaan muro-ami, racun dan bahan peledak.
d. Penambangan dan pengambilan karang Pengambilan dan penambangan karang umumnya digunakan sebagai bahan bangunan. Penambangan karang berpotensi menghancurkan ribuan meter persegi terumbu dan mengubah terumbu menjadi gurun pasir bawah air.
e. Penambatan jangkar dan berjalan pada terumbu Nelayan dan wisatawan seringkali menambatkan jankar perahu pada terumbu karang. Jangkar yang dijatuhkan dan ditarik diantara karang maupun hempasan rantainya yang sangat merusak koloni karang.
f. Serangan bintang laut berduri Bintang laut berduri adalah sejenis bintang laut besar pemangsa karang yang permukaanya dipenuhi duri. Ia memakan karang dengan cara manjulurkan bagian perutnya ke arah koloni karang, untuk kemudian mencerna dan membungkus polip-polip karang dipermukaan koloni tersebut.
3.6 Metodologi Pengambilan Sampel Terumbu Karang
Beberapa metode yang umum digunakan oleh peneliti dalam menggambarkan kondisi terumbu karang adalah:
1. Metode Transek Garis
2. Metode Transek Kuadrat
3. Metode Manta Tow
4. Metode Transek Sabuk (Belt transect)

Berikut akan kita coba menjelaskan secara ringkas masing-masing metode tersebut:
1. Metode Transek garis
Prinsip: menggunakan suatu garis transek yang diletakan diatas koloni karang. Transek garis digunakan untuk menggambarkan struktur komunitas karang dengan melihat tutupan karang hidup, karang mati, bentuk substrat (pasir, lumpur), alga dan keberadaan biota lain. Spesifikasi karang yang diharapkan dicatat adalah berupa bentuk tumbuh karang (life form) dan dibolehkan bagi peneliti yang telah memiliki keahlian untuk mencatat karang hingga tingkat genus atau spesies. Pemilihan lokasi survei harus memenuhi persyaratan keterwakilan komunitas karang di suatu pulau. Biasanya penentuan ini dilakukan setelah dilakukan pemantauan dengan metode Manta Tow. Peralatan yang dibutuhkan dalam survei ini adalah rol meter, peralatan scuba, alat tulis bawah air, tas nilon, palu dan pahat untuk mengambil sampel karang yang belum bisa diidentifikasi, dan kapal. Garis transek dimulai dari kedalaman dimana masih ditemukan terumbu karang batu (± 25 m) sampai di daerah pantai mengikuti pola kedalaman garis kontur. Umumnya dilakukan pada tiga kedalaman yaitu 3 m, 5 m dan 10 m, tergantung keberadaan karang pada lokasi di masing-masing kedalaman. Panjang transek digunakan 30 m atau 50 m yang penempatannya sejajar dengan garis pantai pulau. Pengukuran dilakukan dengan tingkat ketelitian mendekati centimeter. Dalam penelitian ini satu koloni dianggap satu individu. Jika satu koloni dari jenis yang sama dipisahkan oleh satu atau beberapa bagian yang mati maka tiap bagian yang hidup dianggap sebagai satu individu tersendiri. Jika dua koloni atau lebih tumbuh di atas koloni yang lain, maka masing-masing koloni tetap dihitung sebagai koloni yang terpisah. Panjang tumpang tindih koloni dicatat yang nantinya akan digunakan untuk menganalisa kelimpahan jenis. Kondisi dasar dan kehadiran karang lunak, karang mati lepas atau masif dan biota lain yang ditemukan di lokasi juga dicatat.
Cara pemasangan Transek garis (LIT)

Kelebihan:
-> Akurasi data dapat diperoleh dengan baik
-> Data yang diperoleh lebih banyak dan lebih baik seperti struktur komunitas seperti persentase tutupan karang hidup/karang mati, kekayaan jenis, dominasi, frekuensi kehadiran, ukuran koloni dan keanekaragaman jenis dapat disajikan secara lebih menyeluruh
-> Struktur komunitas biota yang berasosiasi dengan terumbu karang juga dapat disajikan dengan baik Kekurangan:
-> Membutuhkan tenaga peneliti yang banyak
-> Dituntut keahlian peneliti dalam identifikasi karang, minimal life form dan sebaliknya genus atau spesies
-> Survei membutuhkan waktu yang lama
-> Peneliti dituntut sebagai penyelam yang baik
-> Biaya yang dibutuhkan juga relatif lebih besar

2. Metode Transek Kuadrat (Quadrat Transek)
Metoda transek kuadrat digunakan untuk memantau komunitas makrobentos di suatu perairan. Pada survei karang, pengamatan biasanya meliputi kondisi biologi, pertumbuhan, tingkat kematian dan rekruitmen karang di suatu lokasi yang ditandai secara permanen. Survei biasanya dimonitoring secara rutin. Pengamatan didukung dengan pengambilan underwater photo sesuai dengan ukuran kuadrat yang ditetapkan sebelumnya. Pengamatan laju sedimentasi juga sangat diperlukan untuk mendukung data tentang laju pertumbuhan dan tingkat kematian karang yang diamati.
Peralatan yang dibutuhkan adalah kapal kecil, peralatan scuba, tanda kuadrat 1 m x 1 m dan sudah dibagi setiap 10 cm, kaliper, GPS dan underwater camera.
Data yang diperoleh dengan metoda ini adalah persentase tutupan relatif, jumlah koloni, frekuensi relatif dan keanekaragaman jenis.
Kelebihan:
-> Data yang diperoleh lengkap dengan mengambar posisi biota yang ditemukan pada kuadrat, dengan bantuan underwater photo
-> Sumber informasi yang bagus dalam pemantauan laju pertumbuhan, tingkat kematian, laju rekruitmen.
Kekurangan:
-> Proses kerjanya lambat dan membutuhkan waktu lebih lama.
-> Peralatan yang digunakan tidak praktis dan susah bekerja pada lokasi yang berarus.
-> Metode ini cocok hanya pada luasan perairan yang kecil.
-> Sedimen trap tidak bisa ditinggal dalam waktu lama dan tidak efektif pada daerah yang berarus

 3. Metode Manta Tow 
Metode Manta Tow adalah suatu teknik pengamatan terumbu karang dengan cara pengamat di belakang perahu kecil bermesin dengan menggunakan tali sebagai penghubung antara perahu dengan pengamat (Gambar 1). Dengan kecepatan perahu yang tetap dan melintas di atas terumbu karang dengan lama tarikan 2 menit, pengamat akan melihat beberapa obyek yang terlintas serta nilai persentase penutupan karang hidup (karang keras dan karang lunak) dan karang mati.
Teknik Manta Taw
Peralatan yang Digunakan Untuk melakukan pengamatan terumbu karang dengan menggunakan metode Manta Tow ini diperlukan peralatan sebagai berikut :
Kaca mata selam (masker), Alat bantu pernapasan di permukaan air (snorkel), Alat bantu renang di kaki (fins), Perahu bermotor (minimal 5 PK), Papan manta (manta board) yang berukuran panjang 60 cm, lebar 40cm, dan tebal 2 cm, Tali yang panjangnya 20 meter dan berdiameter 1 cm, Pelampung kecil, Papan plastik putih yang permukaannya telah dikasarkan dengan kertas pasir, Pensil, Penghapus, Stop watch/jam, Global Positioning System (GPS) Prosedur Umum Manta Tow Pengamat ditarik di antara rataan terumbu karang dan tubir (reef edge), dengan kecepatan yang tetap yaitu antara 3 ‐ 5 km/jam atau seperti orang yang berjalan lambat. Bila ada faktor lain yang menghambat seperti arus perairan yang kencang maka kecepatan perahu dapat ditambah sesuai dengan tanda dari si pengamat yang berada di belakang perahu. Pengamatan terumbu karang dilakukan selama 2 menit, kemudian berhenti beberapa saat untuk memberikan waktu bagi pengamat mencatat data beberapa kategori yang terlihat selama 2 menit pengamatan tersebut ke dalam tabel data yang tersedia di papan manta. Setelah mendapat tanda dari pengamat maka pengamatan dilanjutkan lagi selama 2 menit, begitu seterusnya sampai selesai pada batas lokasi terumbu karang yang diamati.
Kelebihan:
-> Mudah dipraktikan
-> Biaya yang dibutuhkan tidak terlalu mahal.
Kekurangan:
-> Survey secara tidak sengaja dapat dilakukan pada lokasi diluar terumbu karang
-> Kemungkinan ada objek yang terlewatkan

4. Metode Transek Sabuk (BELT TRANSECT)
Transek sabuk digunakan untuk mengambarkan kondisi populasi suatu jenis karang yang mempunyai ukuran relatif beragam atau mempunyai ukuran maksimum tertentu misalnya karang dari genus Fungia. Metoda ini bisa juga untuk mengetahui keberadaan karang hias (jumlah koloni, diameter terbesar, jumlah jenis) di suatu daerah terumbu karang. Panjang transek yang digunakan ada 10 m dan lebar satu m, pengamatan keberadaan karang hias yang pernah dilakukan oleh lembaga ICRWG (Indonesia Coral Reef Working Group) menggunakan panjang transek 30 m dan lebar dua meter (satu m sisi kiri dan kanan meteran transek). Pencatatan dilakukan pada semua individu yang menjadi tujuan penelitian, yang berada pada luasan transek.
Kelebihan:
-> Pencatatan data jumlah individu lebih teliti
-> Data yang diperoleh mempunyai akurasi yang cukup tinggi dan dapat menggambarkan struktur populasi karang.
Kekurangan:
-> Waktu yang dibutuhkan cukup lama
-> Membutuhkan keahlian untuk mengidentifikasi karang secara langsung dan dibutuhkan penyelaman yang baik

BAB V
KESIMPULAN

Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan ekosistem Terumbu Karang yaitu suhu, salinitas, cahaya, kedalaman, kecerahan, gelombang dan arus. Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang penting, karena tempat tinggal biota laut. Perubahan iklim merupakan faktor paling dominan dalam perusakkan terumbu karang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus lebih mencintai lingkungan. Indonesia dikenal sebagai pusat distribusi terumbu karang untuk seluruh Indo-Pasifik. Indonesia memiliki areal terumbu karang seluas 60.000 km2 lebih. Sejauh ini telah tercatat kurang lebih 354 jenis karang yang termasuk kedalam 75 marga.