Kamis, 24 Mei 2012

Perbedaan Wanita dan cewek

Kalau kala itu kita membicarakan perbedaan yang mendasar antara Pria dan Cowok, kali ini kita akan membicarakan hal yang berbda jenisnya, yakni perbedaan antara Wanita dan Cewek. Temukan keraguan yang menyatakan bahwa Wanita sama dengan Cewek itu disini.

W: Pengertian dan menerima apa danya. Namun tetap memberi saran yang mendidik bila anda melaku...kan kesalahan.

C: Menuntut banyak sekali ini itu tanpa melihat kesalahan pada dirinya sendiri. Akan marah-marah atau minimal ngambek kalau anda berbuat salah.

W: Selalu berusaha ceri adi setiap moment bersama dengan adna.

C: Suta BT tiba-tiba tanpa sebab dan kalau ditanya kenapa, akan menjawab seolah tidak ada apa-apa dan membuat anda bingung.

W: Bisa membuat anda tertawa dan membuat anda makin ingin lebih menyayanginya setiap hari.

C: Selalu menuntut punya cowok yanh bisa membuatnya tertawa, namun pada kenyataanya susah sekali dibuat tertawa karena merasa nanti dikhianati.

W: Bersikap jujur apa adanya.

C: Bersikap jual mahal dan hobinya ngetes cowok.

W: Meminta anda pemit dulu dengan orangtuanya dan memperkanalkan anda sebelum pergi bersama anda.

C: Membuat anda duduk berlama-lama di ruang tamu karena lama sekali dandannya.

W: Independent, tetap memprioritaskan karier dan masa depan tanpa mau tergantung orang.

C: Memprioritaskan punya cowojyang mapan dengan a;lasan tuntutan jaman dan akan merasa secure masa depannya hanya dengan cowok-cowok seperti itu.

W: Tampil natural, simple tetapi tetap classy. Dan tampil anggun pada event-event tertentu.

C: Menorm berlebihan dan high maintenance.

W: Belajar membuat kue jenis baru dua kali seminggu.

C: Ke salon dua kali seminggu.

W: Punya prinsip yang jelas dan berusaha untuk mengaplikasikannya di dalam kehidupannya setiap hari.

C: Tidak punya sikap, tidak tegas dan tidak tahu apa kemauan sebenarnya. Hanya bisa tergantung pada anda.

W: Menguasai diri, mengambil keputusan tegas dalam menyelesaikan setiap masalah dan konsekuen dengan keputusan tersebut.

C: Marah-marah, menangis berhar-hari dan curhat panjang lebar dengan teman jika disakiti dan berikrar tidak akan mau berhubungan dengan anda lagi. But… Tiga hari kemudian dia akan memaafkan anda.

W: Betah di rumah, dan suka menyenangkan hati orangtuanya.

C: Gak pernah mau ketinggalan datang ke setiap Rave Party yang diadakan di kota Jakarta dan sekitarnya.

W: Favourite movies-nya; Four Weddings and A Funeral, Requiem for a Dream, Shawshanl Redemption.

C: Fovourite movies-nya; Never Been Kissed, Freaky Friday, Princess Diary.

W: Menyukai film The Matrix karena ide cerita yang disampaikan sungguh luar biasa.

C: Menyukai film The Matrix karena Keanu Reeves yang main.

W: Ingin punya pria yang percaya akan dirinya sendiri, jujur, bisa menjaga dan menyayanginya apa adanya.

C: Pengen punya cowok seperti Brad Pitt, dewa, mapan, perut six pack, siap mengantar jemput 24-7 dan wajib menyayanginya di atas segalanya.

W: Mampu menjaga diri sendir dangan tidak pernah berbuat yang aneh-aneh.

C: Menum-minum sampai tepar di lounge dan harus digotong untuk pulang.

W: Mengutarakan perasaanya dengan tenang dan tetap mengerti perasaan anda.

C: Maunya selalu diutamakan perasaanya tanpa memikirkan perasaan anda sedikit pun.

W: Mau bersosialisasi dengan teman-teman anda dan memperkenalkan anda dengan teman-teman dekatnya.

C: Dekat dengan semua cowok sesuka hati tapi kalau anda sendiri dekat dengan satu cewek saja, dia bisa marah setengah mati.

W: Dekat dengan orangtuanya sendiri dan dekenal baik oleh orangtua anda.

C: Bahkan dengan orangtuanya sendiri tidak akrab.

W: Mengerti dengan kesibukan anda dan bisa naik kendaraan umum pada saat darurat.

C: Marah-marah kerana anda tidak bisa menjemput dan mengetakan anda sudah tidak peduli lagi terhadapnya.

W: Berfikir dan mengoreksi diri setelah membaca tulisan ini.

C: Merasa tersinggung dan mencari tahu siapa yang menulis ini.

Sabtu, 12 Mei 2012

Test Psikologi

Saya terkagum-kagum ketika ada sebuah buku yang membahas tentang hal ini, Awaken The Giant Within (dibuat oleh Anthoni Robbins, seorang pemateri termahal dunia) yang berupaya untuk mengungkap apa yang ada dalam diri kita untuk menjadi potensi maksimal. Yang kemudian saya kaitkan dalam dunia desain. Artikel ini mungkin bisa menjadi alternatif bagi Anda yang belajar desain terlebih untuk yang belajar desain otodidak. Tes ini akan menentukan personality / kepribadian mana yang Ada punyai, dengan demikian Anda bisa melakukan sesuatu melalui hal tersebut. Mungkin bisa akurat dan mungkin juga tidak, meskipun ini saya dapatkan dari berbagai sumber yang menunjang, coba saja dan mungkin bisa Anda dapatkan manfaatnya.
Pertama-tama Anda akan menentukan bagian otak mana (kiri atau kanan, meskipun Anda punya satu otak) yang secara dominan yang Ada gunakan. Hal ini akan dibagi menjadi dua bagian dan kombinasi dari hasilnya akan mengarahkan Anda untuk menentukan kepribadian yang Anda punya.

Bagian Satu

Letakkan kedua tangan Anda berpegangan, seperti layaknya orang berdoa. Jika Anda lihat,
Ibu jari kiri berada di bawah ibu jari tangan kanan, maka Anda pengguna dominan otak kiri.
Ibu jari kanan berada di bawah ibu jari tangan kiri, maka Anda pengguna dominan otak kanan.

Dapat Ada lihat pada gambar di atas ibu jari tangan kiri berada di atas ibu jari tangan kanan, maka berarti penggunan otak kanan lebih dominan.

Bagian dua

Lipat kedua lengan tangan Anda di depan
Lengan tangan kanan berada di atas lengan tangan kiri Anda, maka Anda pengguna otak kiri
Lengan tangan kiri berada di atas lengan tangan kanan Anda, maka Anda pengguna otak kanan
Tes Otak Kiri dan Otak Kanan dalam Desain
Dapat Anda lihat pada gambar di atas lengan tangan kanan berada di atas lengan tangan kiri yang berarti pengguna dominan otak kiri.

Kombinasi KIRI + KANAN

Lantas, apa artinya? Berdasarkan hasil kombinasi yang didapatkan dari tes ini (langkah satu dan dua tidak boleh terbalik) maka ada serangkaian interpretasi dari kepribadian Anda.

Kanan+ Kiri

Penuh pertimbangan, tradisional, tipe tidak langsung
Secara insting membaca emosi (bukan berati marah lo) orang lain dan ramah kepada setiap orang secara alami. Meski tidak terlalu mendalam untuk berinisiatif bergerak ‘maju’, tetapi orang ini akan selalu mensupport orang lain.
Merupakan kepribadian yang stabil dan penuh pertimbangan dalam melakukan sesuatu, memberi orang lain perasaan dilindungi oleh orang tersebut.
Kelemahannya adalam mereka tidak bisa mengatakan tidak untuk suatu hal, meskipun mereka tidak berharap untuk melakukannya mereka akan selalu untuk peduli pada orang lain. Mereka akan membantu orang lain meski tidak punya kepentingan di dalamnya.
Dalam dunia desain, orang yang penuh pertimbangan ini akan benar-benar memikirkan konsepnya memang sudah benar atau tidak. Karena suka sesuatu yang seserhana, biasanya apa yang mereka hasilkan juga sederhana dan mudah dicerna oleh orang lain, merek tidak suka sesuatu yang rumit, Ingat! terkadang brief dari klien desain seringkali memberikan aturan dan penugasan yang ‘blibet’ dan rumit, namun mereka lakukan dengan suatu yang sederhana. Hal ini menjadikan mereka agak sering ‘ngobrol’ dengan klien.

Kanan+Kanan

Suka tantangan dan tidak suka basa-basi (tipe langsung)
Ketika mereka telah menentukan sesuatu, mereka akan melakukan hal tersebut sesegera mungkin. Sangat suka coba-coba dan juga menyukai hal-hal yang berbau tantangan. Berani untuk menghadapi bahaya / resiko tanpa berpikir panjang (yang kadang-kadang melakukan sesuatu secara konyol).
Kelemahannya adalah mereka tidak mendengar kata-kata atau nasihat orang lain, mereka akan berpikir ulang atau memikirkannya jika mereka benar-benar berharap atas apa yang mereka ingin dengar saja pada suatu percakapan dan suatu hal (mereka akan mendengarkan Anda jika menurut mereka menarik saja bagi mereka). Bagaimanapun juga, kerena tidak suka basa-basinya mereka cenderung menjadi seseorang yang populer.
Orang yang mempunyai kepribadian ini bisa dikatakan sangat cocok di bidang desain dan seni. Seperti yang kita tahu otak kanan adalah digunakan secara dominan dalam bidang desain. Karena mereka suka tantangan, mereka suka bereksplorasi dengan hal baru, cara pandang yang baru, berpikir ‘diluar kotak’, yang membuatnya mempunyai kesempatan menemukan konsep atau ide desain yang baru.
Imaginasi mereka juga sangat hebat. Nah, namun perlu juga diingatkan terkadang mereka tidak terampil dalam melakukan sesuatu (baca artikel saya tentang segitiga ilmu pengetahuan, seni dan keterampilan), sehingga mereka lebih cocok menjadi ‘bank’ konsep dan tim kreatif.

Kiri+Kiri

Berdedikasi tinggi, dingin dan perfeksionis
Selalu mengandalkan logika pada setiap tindakannya dan setiap aspek. Untuk mengalahkan atau membujuk mereka adalah dengan sebuah alasan dan pertimbangan-pertimbangan. Mempunyai banyak kebaggaan (pride) dan merasa hebat dalam melakukan sesuatu. Jika mereka adalah teman Anda, mereka sangat dapat dipercaya. Bagaimanapun, jika dia menjadi lawan Anda, mereka adalah lawan yang tangguh. Karena mereka dapat menjadi sangat ‘berbicara’ selayaknya perfeksionis, mereka seringkali meninggalkan suatu kesan yang tidak baik yang menjadikannya sangat sukar untuk diurus ketika pertama jumpa.
Orang dengan kepribadian kiri-kiri ini sangat susah untuk masuk dibidang desain (tidak berarti mereka tidak bisa), ada berbagai cara agar kita bisa menggunakan otak kanan kita secara optimal. Meskipun demikian hasil desain yang mereka ciptakan biasanya membutuhkan waktu yang lama, penelitian dan obeservasi mereka buat sebanyak mereka mau dan seringkali membuat desain mereka menjadi ‘wow’ karena dedikasi mereka yang tinggi.

Left+Right

Suka peduli pada orang lain dan tipe pemimpin
Mereka mempunyai kemampuan berbicara yang hebat dan pintar menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada, sekaligus masih mempertimbangkan kebutuhan orang lain. Oleh karena kekerenan dan sifat kalem / tenangnya, dan sekaligus sifat bertanggung-jawabnya yang tinggi, mereka akan cenderung menjadi pemimpin dari suatu kelompok. Menjadi populer diantara orang-orang disekitarnya.
Bagaimanapun, mereka tidak bisa membantu kehidupan atau kepentingan pribadinya dalam hal ‘membagi/mencampur kedua hal tersebut’ karena mereka ingin terlalu banyak mempedulikan orang lain. Sangat memperhatikan bagaimana orang lain memandang mereka dan selalu siaga.
Wah, kalau tipe yang satu ini bagaimana ya saya menjabarkannya… Mereka suka sesuatu yang berbau observasi dan penelitian. Seperti juga kita pahami, dalam bidang komunikasi visual kita akan bergelut dengan hal-hal yang semacam itu. Namun, agak kurang bisa untuk berimajinasi. Mereka mendefinisikan sesuatu berdasarkan prinsip dan konsep. Ketika mereka akan menjabarkan hasil konsep dari observasi, mereka kurang bisa mengolahnya dalam bentuk visual. Seperti layaknya kita tahu akan suatu hal, sepertinya dekat sekali, namun susah untuk diungkapkan dalam kata-kata.
Saya adalah seorang yang berkepribadian ‘kanan+kiri’ yang membuat saya penuh pertimbangan, sangat bersahabat, suportif, memberikan orang lain perasaan aman, suka peduli orang lain. Tidak bisa berkata TIDAK! Jadi, ingat jangan meminta saya untuk melakukan sesuatu karena akan membuat saya semakin kacau, Anda pasti tahulah saya tidak bisa berkata’tidak’. (yang saya maksud adalah jika tes ini memang benar adanya).
Nah lo, mana bidang desainnya? Begini kawan, ketika kita mendesain atau melakukan pekerjaan kita sehari-hari dibidang desain, kita akan berperilaku seperti apa yang dihasilkan dari tes tersebut di atas. Memang, ini tidak secara langsung terkait bidang desain. Namun ketika melakukan sesuatu diantara proses kreatif desain kita pasti akan berperilaku selayaknya apa yang ada di hasil tes ini. Hal inilah yang menjadi poin utama bahan pertimbangan saya.
Jadi, bagaimanan dengan Anda? Apakah tipe Anda? dan Apakah ini akurat?

Kamis, 19 April 2012

Sistem Reproduksi Pada Manusia – Pria

Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria.
Organ Reproduksi
Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
Organ Reproduksi Dalam
Organ reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris.
Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos.
Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.
Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.
Vas deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.
Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
Kelenjar prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).
Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
Penis
Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentu sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.
Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Pada tahap pertama spermatogenesis, spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A. Spermatogenia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Setelah melewati beberapa minggu, setiap spermatosit primer membelah secara meiosis membentuk dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid. Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid. Spermatid merupakan calon sperma yang belum memiliki ekor dan bersifat haploid (n atau mengandung 23 kromosom yang tidak berpasangan). Setiap spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa (sperma). Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi.
Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma. Pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma. Badan sperma banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma.
Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan mengatur proses spermatogenesis.
Hormon pada Pria
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
Testoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria
Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.
Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.

Sistem Reproduksi Pada Manusia – Wanita

Sistem reproduksi wanita meliputi organ reproduksi, oogenesis, hormon pada wanita, fertilisasi, kehamilan, persalinan dan laktasi.
1.Organ Reproduksi
Organ reproduksi wanita terdiri dari organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
Organ reproduksi dalam
Organ reproduksi dalam wanita terdiri dari ovarium dan saluran reproduksi (saluran kelamin).
Ovarium
Ovarium (indung telur) berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan panjang 3 – 4 cm. Ovarium berada di dalam rongga badan, di daerah pinggang. Umumnya setiap ovarium menghasilkan ovum setiap 28 hari. Ovum yang dihasilkan ovarium akan bergerak ke saluran reproduksi.
Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur) serta hormon estrogen dan progesteron.
Saluran reproduksi
Saluran reproduksi (saluran kelamin) terdiri dari oviduk, uterus dan vagina.
Oviduk
Oviduk (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah sepasang (di kanan dan kiri ovarium) dengan panjang sekitar 10 cm. Bagian pangkal oviduk berbentuk corong yang disebut infundibulum. Pada infundibulum terdapat jumbai-jumbai (fimbrae). Fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Ovum yang ditangkap oleh infundibulum akan masuk ke oviduk. Oviduk berfungsi untuk menyalurkan ovum dari ovarium menuju uterus.
Uterus
Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan rongga pertemuan oviduk kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher rahim). Uterus manusia berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi. Uterus terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa lapis otot polos dan lapisan endometrium. Lapisan endometrium (dinding rahim) tersusun dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Lapisan endometrium akan menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada saat menstruasi.
Vagina
Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada wanita. Vagina bermuara pada vulva. Vagina memiliki dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa selaput berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot dan bagian terdalam berupa jaringan ikat berserat. Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi rangsangan seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin. Jaringan otot dan jaringan ikat berserat bersifat elastis yang berperan untuk melebarkan uterus saat janin akan dilahirkan dan akan kembali ke kondisi semula setelah janin dikeluarkan.
Organ reproduksi luar
Organ reproduksi luar pada wanita berupa vulva. Vulva merupakan celah paling luar dari organ kelamin wanita. Vulva terdiri dari mons pubis. Mons pubis (mons veneris) merupakan daerah atas dan terluar dari vulva yang banyak menandung jaringan lemak. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi oleh rambut. Di bawah mons pubis terdapat lipatan labium mayor (bibir besar) yang berjumlah sepasang. Di dalam labium mayor terdapat lipatan labium minor (bibir kecil) yang juga berjumlah sepasang. Labium mayor dan labium minor berfungsi untuk melindungi vagina. Gabungan labium mayor dan labium minor pada bagian atas labium membentuk tonjolan kecil yang disebut klitoris.
Klitoris merupakan organ erektil yang dapat disamakan dengan penis pada pria. Meskipun klitoris secara struktural tidak sama persis dengan penis, namun klitoris juga mengandung korpus kavernosa. Pada klitoris terdapat banyak pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
Pada vulva bermuara dua saluran, yaitu saluran uretra (saluran kencing) dan saluran kelamin (vagina). Pada daerah dekat saluran ujung vagina terdapat himen atau selaput dara. Himen merupakan selaput mukosa yang banyak mengandung pembuluh darah.
2.Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam ovarium terdapat oogonium (oogonia = jamak) atau sel indung telur. Oogonium bersifat diploid dengan 46 kromosom atau 23 pasang kromosom. Oogonium akan memperbanyak diri dengan cara mitosis membentuk oosit primer.
Oogenesis telah dimulai saat bayi perempuan masih di dalam kandungan, yaitu pada saat bayi berusia sekitar 5 bulan dalam kandungan. Pada saat bayi perempuan berumur 6 bulan, oosit primer akan membelah secara meiosis. Namun, meiosis tahap pertama pada oosit primer ini tidak dilanjutkan sampai bayi perempuan tumbuh menjadi anak perempuan yang mengalami pubertas. Oosit primer tersebut berada dalam keadaan istirahat (dorman).
Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam setiap ovariumnya mengandung sekitar 1 juta oosit primer. Ketika mencapai pubertas, anak perempuan hanya memiliki sekitar 200 ribu oosit primer saja. Sedangkan oosit lainnya mengalami degenerasi selama pertumbuhannya.
Saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mengalami perubahan hormon yang menyebabkan oosit primer melanjutkan meiosis tahap pertamanya. Oosit yang mengalami meiosis I akan menghasilkan dua sel yang tidak sama ukurannya. Sel oosit pertama merupaakn oosit yang berukuran normal (besar) yang disebut oosit sekunder, sedangkan sel yang berukuran lebih kecil disebut badan polar pertama (polosit primer).
Selanjutnya , oosit sekunder meneruskan tahap meiosis II (meiosis kedua). Namun pada meiosis II, oosit sekunder tidak langsung diselesaikan sampai tahap akhir, melainkan berhenti sampai terjadi ovulasi. Jika tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder akan mengalami degenerasi. Namun jika ada sperma masuk ke oviduk, meiosis II pada oosit sekunder akan dilanjutkan kembali. Akhirnya, meiosis II pada oosit sekunder akan menghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan satu sel kecil yang disebut badan polar kedua (polosit sekunder). Badan polar pertama juga membelah menjadi dua badan polar kedua. Akhirnya, ada tiga badan polar dan satu ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dari oogenesis setiap satu oogonium.
Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel telur (folikel) merupakan sel pembungkus penuh cairan yang menglilingi ovum. Folikel berfungsi untuk menyediakan sumber makanan bagi oosit. Folikel juga mengalami perubahan seiring dengan perubahan oosit primer menjadi oosit sekunder hingga terjadi ovulasi. Folikel primer muncul pertama kali untuk menyelubungi oosit primer. Selama tahap meiosis I pada oosit primer, folikel primer berkembang menjadi folikel sekunder. Pada saat terbentuk oosit sekunder, folikel sekunder berkembang menjadi folikel tersier. Pada masa ovulasi, folikel tersier berkembang menjadi folikel de Graaf (folikel matang). Setelah oosit sekunder lepas dari folikel, folikel akan berubah menjadi korpus luteum. Jika tidak terjaid fertilisasi, korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albikan.
3.Hormon pada Wanita
Pada wanita, peran hormon dalam perkembangan oogenesis dan perkembangan reproduksi jauh lebih kompleks dibandingkan pada pria. Salah satu peran hormon pada wanita dalam proses reproduksi adalah dalam siklus menstruasi.
Siklus menstruasi
Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari. Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama tersebut akan memacu pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi mekanisme siklus menstruasi.
Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus menstruasi, patokannya adalah adanya peristiwa yang sangat penting, yaitu ovulasi. Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus (½ n) menstruasi. Untuk periode atau siklus hari pertama menstruasi, ovulasi terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari pertama menstruasi. Siklus menstruasi dikelompokkan menjadi empat fase, yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasi.
Fase menstruasi
Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum akan menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium). Lepasnya ovum tersebut menyebabkan endometrium sobek atau meluruh, sehingga dindingnya menjadi tipis. Peluruhan pada endometrium yang mengandung pembuluh darah menyebabkan terjadinya pendarahan pada fase menstruasi. Pendarahan ini biasanya berlangsung selama lima hari. Volume darah yang dikeluarkan rata-rata sekitar 50mL.
Fase pra-ovulasi
Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin. Gonadotropin merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graaf dengan ovum di dalamnya. Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uterus dan endometrium. Peningkatan konsentrasi estrogen selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifta basa. Lendir yang bersifat basa berguna untuk menetralkan sifat asam pada serviks agar lebih mendukung lingkungan hidup sperma.
Fase ovulasi
Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan LH. LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf. Pada saat inilah disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf dan siap dibuahi oleh sperma. Umunya ovulasi terjadi pada hari ke-14.
Fase pasca-ovulasi
Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena pengaruh LH dan FSH akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen (namun tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu progesteron. Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding dalam uterus atau endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi progesteron (juga estrogen) tersebut berguna untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan.
Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan. Korpus albikan memiliki kemampuan produksi estrogen dan progesteron yang rendah, sehingga konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan FSH dan selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan tersambung kembali dengan fase menstruasi berikutnya.
4.Fertilisasi
Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma dapat memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata. Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah korona radiata, yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di sebelah dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus oosit sekunder.
Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu, sehingga terjadi aktivitas yang saling mendukung.
Pada sperma, bagian kromosom mengeluarkan:
hialuronidase
Enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada korona radiata.
akrosin
Protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida.
antifertilizin
Antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit sekunder.
Oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu, yaitu fertilizin yang tersusun dari glikoprotein dengan fungsi :
  • Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.
  • Menarik sperma secara kemotaksis positif.
  • Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder.
Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel granulosit di bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma lainnya. Adanya penetrasi sperma juga merangsang penyelesaian meiosis II pada inti oosit sekunder , sehingga dari seluruh proses meiosis I sampai penyelesaian meiosis II dihasilkan tiga badan polar dan satu ovum yang disebut inti oosit sekunder.
Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti (nukleus) pada kepala sperma akan membesar. Sebaliknya, ekor sperma akan berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang mengandung 23 kromosom (haploid) dengan ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid) akan bersatu menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46 kromosom.
5.Gestasi (Kehamilan)
Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus. Dalam perjalannya ke uterus, zigot membelah secara mitosis berkali-kali. Hasil pembelahan tersebut berupa sekelompok sel yang sama besarnya, dengan bentuk seperti buah arbei yang disebut tahap morula.
Morula akan terus membelah sampai terbentuk blastosit. Tahap ini disebut blastula, dengan rongga di dalamnya yang disebut blastocoel (blastosol). Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian dalam.
Sel-sel bagian luar blastosit
Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel trofoblas yang akan membantu implantasi blastosit pada uterus. Sel-sel trofoblas membentuk tonjolan-tonjolan ke arah endometrium yang berfungsi sebagai kait. Sel-sel trofoblas juga mensekresikan enzim proteolitik yang berfungsi untuk mencerna serta mencairkan sel-sel endometrium. Cairan dan nutrien tersebut kemudian dilepaskan dan ditranspor secara aktif oleh sel-sel trofoblas agar zigot berkembang lebih lanjut. Kemudian, trofoblas beserta sel-sel lain di bawahnya akan membelah (berproliferasi) dengan cepat membentuk plasenta dan berbagai membran kehamilan.
Berbagai macam membran kehamilan berfungsi untuk membantu proses transportasi, respirasi, ekskresi dan fungsi-fungsi penting lainnya selama embrio hidup dalam uterus. Selain itu, adanya lapisan-lapisan membran melindungi embrio terhadap tekanan mekanis dari luar, termasuk kekeringan.
Sakus vitelinus
Sakus vitelinus (kantung telur) adalah membran berbentuk kantung yang pertama kali dibentuk dari perluasan lapisan endoderm (lapisan terdalam pada blastosit). Sakus vitelinus merupakan tempat pembentukan sel-sel darah dan pembuluh-pembuluh darah pertama embrio. Sakus vitelinus berinteraksi dengan trofoblas membentuk korion.
Korion
Korion merupakan membran terluar yang tumbuh melingkupi embrio. Korion membentuk vili korion (jonjot-jonjot) di dalam endometrium. Vili korion berisi pembuluh darah emrbrio yang berhubungan dengan pembuluh darah ibu yang banyak terdapat di dalam endometrium uterus. Korion dengan jaringan endometrium uterus membentuk plasenta, yang merupakan organ pemberi nutrisi bagi embrio.
Amnion
Amnion merupakan membran yang langsung melingkupi embrio dalam satu ruang yang berisi cairan amnion (ketuban). Cairan amnion dihasilkan oleh membran amnion. Cairan amnion berfungsi untuk menjaga embrio agar dapat bergerak dengan bebas, juga melindungi embrio dari perubahan suhu yang drastis serta guncangan dari luar.
Alantois
Alantois merupakan membran pembentuk tali pusar (ari-ari). Tali pusar menghubungkan embrio dengan plasenta pada endometrium uterus ibu. Di dalam alantois terdapat pembuluh darah yang menyalurkan zat-zat makanan dan oksigen dari ibu dan mengeluarkan sisa metabolisme, seperti karbon dioksida dan urea untuk dibuang oleh ibu.
Sel-sel bagian dalam blastosit
Sel-sel bagian dalam blastosit akan berkembang menjadi bakal embrio (embrioblas). Pada embrioblas terdapat lapisan jaringan dasar yang terdiri dari lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm). Permukaan ektoderm melekuk ke dalam sehingga membentuk lapisan tengah (mesoderm). Selanjutnya, ketiga lapisan tersebut akan berkembang menjadi berbagai organ (organogenesis) pada minggu ke-4 sampai minggu ke-8.
Ektoderm akan membentuk saraf, mata, kulit dan hidung. Mesoderm akan membentuk tulang, otot, jantung, pembuluh darah, ginjal, limpa dan kelenjar kelamin. Endoderm akan membentuk organ-organ yang berhubungan langsung dengan sistem pencernaan dan pernapasan.
Selanjutnya, mulai minggu ke-9 sampai beberapa saat sebelum kelahiran, terjadi penyempurnaan berbagai organ dan pertumbuhan tubuh yang pesat. Masa ini disebut masa janin atau masa fetus.
6.Persalinan
Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. Pada persalinan, uterus secara perlahan menjadi lebih peka sampai akhirnya berkontraksi secara berkala hingga bayi dilahirkan. Penyebab peningkatan kepekaan dan aktifitas uterus sehingga terjadi kontraksi yang dipengaruhi faktor-faktor hormonal dan faktor-faktor mekanis.
Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap kontraksi uterus, yaitu estrogen, oksitosin, prostaglandin dan relaksin.
Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh plasenta yang konsentrasinya meningkat pada saat persalinan. Estrogen berfungsi untuk kontraksi uterus.
Oksitosin
Oksitosin dihasilkan oleh hipofisis ibu dan janin. Oksitosin berfungsi untuk kontraksi uterus.
Prostaglandin
Prostaglandin dihasilkan oleh membran pada janin. Prostaglandin berfungsi untuk meningkatkan intensitas kontraksi uterus.
Relaksin
Relaksin dihasilkan oleh korpus luteum pada ovarium dan plasenta. Relaksin berfungsi untuk relaksasi atau melunakkan serviks dan melonggarkan tulang panggul sehingga mempermudah persalinan.
7.Laktasi
Kelangsungan bayi yang baru lahir bergantung pada persediaan susu dari ibu. Produksi air susu (laktasi) berasal dari sepasang kelenjar susu (payudara) ibu. Sebelum kehamilan, payudara hanya terdiri dari jaringan adiposa (jaringan lemak) serta suatu sistem berupa kelenjar susu dan saluran-saluran kelenjar (duktus kelenjar) yang belum berkembang.
Pada masa kehamilan, pertumbuhan awal kelenjar susu dirancang oleh mammotropin. Mammotropin merupakan hormon yang dihasilkan dari hipofisis ibu dan plasenta janin. Selain mammotropin, ada juga sejumlah besar estrogen dan progesteron yang dikeluarkan oleh plasenta, sehingga sistem saluran-saluran kelenjar payudara tumbuh dan bercabang. Secara bersamaan kelenjar payudara dan jaringan lemak disekitarnya juga bertambah besar. Walaupun estrogen dan progesteron penting untuk perkembangan fisik kelenjar payudara selama kehamilan, pengaruh khusus dari kedua hormon ini adalah untuk mencegah sekresi dari air susu. Sebaliknya, hormon prolaktin memiliki efek yang berlawanan, yaitu meningkatkan sekresi air susu. Hormon ini disekresikan oleh kelenjar hipofisis ibu dan konsentrasinya dalam darah ibu meningkat dari minggu ke-5 kehamilan sampai kelahiran bayi. Selain itu, plasenta mensekresi sejumlah besar somatomamotropin korion manusia, yang juga memiliki sifat laktogenik ringan, sehingga menyokong prolaktin dari hipofisis ibu.
Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita
Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus menstruasi.
Kanker genitalia
Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks dan ovarium.
Kanker vagina
Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah laser.
Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
Kanker ovarium
Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.
Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru.
Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser.
Infeksi vagina
Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri.

Selasa, 31 Januari 2012

Ekosistem Terumbu Karang di Indonesia



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulaunya yang menjapai 17.508 pulau dengan luas lautnya sekitar 3,1 juta km2 Wilayah lautan yang luas tersebut menjadikan Indonesia mempunyai kekayaan dan keanekaragaman hayati terbesar di dunia, salah satunya adalah ekosistem terumbu karang. Terumbu karang merupakan ekosistem khas daerah tropis dengan pusat penyebaran di wilayah Indo-Pasifik. Diperkirakan luas terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia adalah lebih dari 60.000 km2, yang tersebar luas dari perairan Kawasan Barat Indonesia sampai Kawasan Timur Indonesia (Walters, 1994 dalam Suharsono, 1998).
Potensi sumberdaya alam kelautan ini tersebar di seluruh Indonesia dengan beragam nilai dan fungsi, antara lain nilai rekreasi (wisata bahari), nilai produksi (sumber bahan pangan dan ornamental) dan nilai konservasi (sebagai pendukung proses ekologis dan penyangga kehidupan di daerah pesisir, sumber sedimen pantai dan melindungi pantai dari ancaman abrasi) (Fossa dan Nilsen, 1996). Ditinjau dari aspek ekonomi, ekosistem terumbu karang menjadi tumpuan hidup bagi masyarakat pesisir di sekitarnya (Suharsono, 1998). Ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut yang penting karena menjadi sumber kehidupan bagi beraneka ragam biota laut. Di dalam ekosistem terumbu karang ini pada umumnya hidup lebih dari 300 jenis karang, yang terdiri dari sekitar 200 jenis ikan dan berpuluh‐puluh jenis moluska, crustacean, sponge, alga, lamun dan biota lainnya (Dahuri, 2000). Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. 1.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih terperinci tentang morfologi, fisiologi, habitat, dan manfaat dari terumbu karang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Terumbu Karang
Binatang karang adalah pembentuk utama ekosistem terumbu karang. Binatang karang yang berukuran sangat kecil, disebut polip, yang dalam jumlah ribuan membentuk koloni yang dikenal sebagai karang (karang batu atau karang lunak). Dalam peristilahan ‘terumbu karang’, “karang” yang dimaksud adalah koral, sekelompok hewan dari ordo Scleractinia yang menghasilkan kapur sebagai pembentuk utama terumbu, sedangkan Terumbu adalah batuan sedimen kapur di laut, yang juga meliputi karang hidup dan karang mati yang menempel pada batuan kapur tersebut. Sedimentasi kapur di terumbu dapat berasal dari karang maupun dari alga. Secara fisik terumbu karang adalah terumbu yang terbentuk dari kapur yang dihasilkan oleh karang. Di Indonesia semua terumbu berasal dari kapur yang sebagian besar dihasilkan koral. Di dalam terumbu karang, koral adalah insinyur ekosistemnya. Sebagai hewan yang menghasilkan kapur untuk kerangka tubuhnya,karang merupakan komponen yang terpenting dari ekosistem tersebut. Jadi Terumbu karang (coral reefs) merupakan ekosistem laut tropis yang terdapat di perairan dangkal yang jernih, hangat (lebih dari 22oC), memiliki kadar CaCO3 (Kalsium Karbonat) tinggi, dan komunitasnya didominasi berbagai jenis hewan karang keras. (Guilcher, 1988).

2.2 Tipe- Tipe Terumbu Karang Berdasarkan Jenisnya
Ada dua jenis terumbu karang yaitu :
  1. Terumbu karang keras (seperti brain coral dan elkhorn coral) merupakan karang batu kapur yang keras yang membentuk terumbu karang. Karang batu ini menjadi pembentuk utama ekosistem terumbu karang. Walaupun terlihat sangat kuat dan kokoh, karang sebenarnya sangat rapuh, mudah hancur dan sangat rentan terhadap perubahan lingkungan.
  2. Terumbu karang lunak (seperti sea fingers dan sea whips) tidak membentuk karang. Terdapat beberapa tipe terumbu karang yaitu terumbu karang yang tumbuh di sepanjang pantai di continental shelf yang biasa disebut sebagai fringing reef, terumbu karang yang tumbuh sejajar pantai tapi agak lebih jauh ke luar (biasanya dipisahkan oleh sebuah laguna) yang biasa disebut sebagai barrier reef dan terumbu karang yang menyerupai cincin di sekitar pulau vulkanik yang disebut coral atoll.

2.3 Tipe- Tipe Terumbu Karang
Berdasarkan Bentuknya Terumbu karang umunya dikelompokkan ke dalam empat bentuk, yaitu :
1. Terumbu karang tepi (fringing reefs) Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
2. Terumbu karang penghalang (barrier reefs) Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.52 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).
3. Terumbu karang cincin (atolls) Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulaupulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan.
4. Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs) Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal.
Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu.  

BAB III
PEMBAHASAN 

3.1 Beberapa Spesies Terumbu Karang di Indonesia dan Klasifikasinya

1. Acropora cervicornis 
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora cervicornis
Acropora cervicornis 

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni dapat terhampar sampai beberapa meter, Koloni arborescens, tersusun dari cabang-cabang yang silindris. Koralit berbentuk pipa. Aksial koralit dapat dibedakan.
Warna : Coklat muda.
Kemiripan : A. prolifera, A. formosa.
Distribusi : Perairan Indonesia, Jamaika, dan Kep. Cayman..
Habitat : Lereng karang bagian tengah dan atas, juga perairan lagun yang jernih.

2. Acropora acuminata 
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora acuminata
Acropora acuminata 

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni bercabang. Ujung cabangnya lancip. Koralit mempunyai 2 ukuran.
Warna : Biru muda atau coklat.
Kemiripan : A. hoeksemai, A abrotanoides.
Distribusi : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea dan Philipina.
Habitat : Pada bagian atas atau bawah lereng karang yang jernih atau pun keruh.

3. Acropora micropthalma 
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora micropthalma
Acropora micropthalma 

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter. Ciri-ciri : Koloni bisa mencapai 2 meter luasnya dan hanya terdiri dari satu spesies. Radial koralit kecil, berjumlah banyak dan ukurannya sama.
Warna : Abu-abu muda, kadang coklat muda atau krem.
Kemiripan : A. copiosa, A. Parilis, A. Horrida, A. Vaughani, dan A. exquisita.
Distribusi : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea.
Habitat : Reef slope bagian atas, perairan keruh dan lagun berpasir.

4. Acropora millepora 
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora millepora
Acropora millepora 

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni berupa korimbosa berbentuk bantalan dengan cabang pendek yang seragam.
Aksial koralit terpisah. Radial koralit tersusun rapat.
Warna : Umumnya berwarna hijau, orange, merah muda, dan biru.
Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. convexa, A. prostrata, A. aspera dan A. pulchra.
Distribusi : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina dan Australia.
Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan yang dangkal.

5. Acropora palmate 
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora palmate
Acropora palmatae

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 5-20 meter.
Ciri-ciri : Koloni berbentuk cabang besar menyerupai tanduk rusa.
Warna : Umumnya berwarna coklat muda sampai coklat kekuningan.
Distribusi : Tersebar di Perairan Indonesia, Karibia, dan Bahama.
Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal.

6. Acropora hyacinthus
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora hyacinthus
Acropora hyacinthus

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 15-35 meter.
Ciri-ciri : Koloni berbentuk datar tipis dan struktur halus di permukaan.
Warna : Coklat, hijau, merah muda.
Distribusi : Perairan Indonesia, Indo-Pasifik.
Habitat : Umumnya di lereng karang.

7. Acropora echinata
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora echinata
Acropora echinata

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni berbentik tabung bercabang yang menyerupai tentakel.
Warna : Coklat, kuning, putih.
Distribusi : Indo-Pasifik barat.
Habitat : Perairan dangkal yang hangat.

8. Acropora humilis
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora humilis
Acropora humilis

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni berbentuk jari-jari pipih bercabang.
Warna : Ungu, merah muda.
Distribusi : Perairan Indonesia, Indo-Pasifik.
Habitat : Perairan dangkal, ada juga di lereng karang.

9. Acropora cytherea
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora cytherea
Acropora cytherea
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni berbentuk meja datar dengan struktur yang padat halus.
Warna : Krem, coklat, biru. Distribusi : Indo-Pasifik barat.
Habitat : Perairan tenang, atas dan bawah lereng karang.
10.Siderastrea sidereal
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Family : Siderastreidae
Genus : Siderastrea
Spesies : Siderastrea sidereal
Siderastrea sidereal

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 7-14 meter.
Ciri-ciri : Koloni berbentuk batu bulat besar.
Warna : Coklat keemasan, abu-abu.
Distribusi : Perairan Indonesia, Karibia.
Habitat : Perairan dangkal yang jernih.

3.2 Faktor- Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Perkembangan Ekosistem Terumbu Karang
  • Suhu
Secara global, sebarang terumbu karang dunia dibatasi oleh permukaan laut yang isoterm pada suhu 20 °C, dan tidak ada terumbu karang yang berkembang di bawah suhu 18 °C. Terumbu karang tumbuh dan berkembang optimal pada perairan bersuhu rata-rata tahunan 23-25 °C, dan dapat menoleransi suhu sampai dengan 36-40 °C.
  • Salinitas
Terumbu karang hanya dapat hidup di perairan laut dengan salinitas air yang tetap di atas 30 ‰ tetapi di bawah 35 ‰ Umumnya terumbu karang tidak berkembang di perairan laut yang mendapat limpasan air tawar teratur dari sungai besar, karena hal itu berarti penurunan salinitas. Contohnya di delta sungai Brantas (Jawa Timur). Di sisi lain, terumbu karang dapat berkembang di wilayah bersalinitas tinggi seperti Teluk Persia yang salinitasnya 42 %.
  • Cahaya dan Kedalaman
Kedua faktor tersebut berperan penting untuk kelangsungan proses fotosintesis oleh zooxantellae yang terdapat di jaringan karang. Terumbu yang dibangun karang hermatipik dapat hidup di perairan dengan kedalaman maksimal 50-70 meter, dan umumnya berkembang di kedalaman 25 meter atau kurang. Titik kompensasi untuk karang hermatipik berkembang menjadi terumbu adalah pada kedalaman dengan intensitas cahaya 15-20% dari intensitas di permukaan.
  • Kecerahan
Faktor ini berhubungan dengan penetrasi cahaya. Kecerahan perairan tinggi berarti penetrasi cahaya yang tinggi dan ideal untuk memicu produktivitas perairan yang tinggi pula.
  • Gelombang
Gelombang merupakan faktor pembatas karena gelombang yang terlalu besar dapat merusak struktur terumbu karang, contohnya gelombang tsunami. Namun demikian, umumnya terumbu karang lebih berkembang di daerah yang memiliki gelombang besar. Aksi gelombang juga dapat memberikan pasokan air segar, oksigen, plankton, dan membantu menghalangi terjadinya pengendapan pada koloni atau polip karang.
  • Arus
Faktor arus dapat berdampak baik atau buruk. Bersifat positif apabila membawa nutrien dan bahan-bahan organik yang diperlukan oleh karang dan zooxanthellae, sedangkan bersifat negatif apabila menyebabkan sedimentasi di perairan terumbu karang dan menutupi permukaan karang sehingga berakibat pada kematian karang.
  • Sedimen
Karang umumnya tidak tahan terhadap sedimen. Karena sedimen merupakan faktor pembatas yang potensial bagi sebaran karang di daerah dimana suhu cocok untuk hewan ini.

3.3 Penghuni Terumbu Karang

1. Tumbuh- tumbuhan Ganggang (alga)
merupakan suatu kelompok tumbuh-tumbuhan yang besar dan beraneka ragam yang biasanya terdapat di dalam lingkungan akuatik. Mereka adalah produsen primer, seperti yang telah diterangkan, mampu menangkap energi surya dan mnggunakannya untuk menghasilkan gula dan senyawa majemuk lainnya dengan menyimpan energi.Lamun adalah salah satu vegetasi yang hidup di sekitar terumbu karang. Lamun mempunyai manfaat sebagai perangkap sedimen.
2. Avertebrata Hewan karang dari filum Cnidaria
merupakan kelompok- kelompok utama dari dunia hewan yang sangat penting dalam ekologi terumbu karang. Filum Cnidaria itu dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu hydroid, ubur- ubur dan Anthozoa. Berbagai jenis cacing hidup di terumbu karang. Kebanyakkan memiliki ukuran kecil dan tidak kelihatan. Cacing berperan dalam proses erosi yang dilakukan oleh hewan secara alami, yang disebut bioerosi, dari batuan kapur menjadi pecahan kapur sampai ke pasir dengan mliang pada batuan tadi. Crustacea merupakan klompok yang amat terkenal dari filum Arthropoda yang hidup dalam terumbu karang. Mereka terdiri dari teritip, kepiting, udang, lobster dan udang karang. Banyak hewan Crustacea ini mempunyai hubungan khusus dengan hwan lain di terumbu karang. Teritip menempel pada beberapa substrat seperti penyu dan kepiting; udang pembersih dengan beberapa ikan; atau udang kecil bwarna dengan anemone. Molusca menyumbangkan cukup banyak kapur kepada ekosistem terumbu yang merupakan penyumbang penting terbentuknya pasir laut. Keanekaragaman Mollusca memainkan peranan penting di dalam jaringan makanan terumbu karang yang rumit ini. Mereka juga menjadi dasar bagi perdagangan besar cangkang hias dan penunjang utama perikanan kerang dan cumi- cumi. Echinodermata adalah penghuni perairan dangkal dan umumnya terdapat di terumbu karang dan padang lamun. Bintang laut yang omnivora memakan apa saja mulai dari sepon, teritip, keong dan kerang.Teripang mendiami sebagain besar terumbu karang dan memakan alga dan detritus dasar. Mereka mempunyai alami sedikit dan manusia barangkali yang menjadi pemangsa yang rakus.
3. Ikan Karang Ikan karang, terbagi dalam 3 (tiga) kelompok yaitu:
(1) ikan target yaitu ikan-ikan yang lebih dikenal oleh nelayan sebagai ikan konsumsi seperti Famili Serranide, Lutjanidae, Haemulidae, Lethrinidae;
(2) kelompok jenis indikator yaitu ikan yang digunakan sebagai indikator bagi kondisi kesehatan terumbu karang di suatu perairan seperti Famili Chaetodontidae; dan
(3) kelompok ikan yang berperan dalam rantai makanan, karena peran lainnya belum diketahui seperti Famili Pomacentridae, Scaridae, Acanthuridae, Caesionidae, Siganidae, Muliidae, Apogonidae (Adrim, 1993). Banyak ikan yang mempunyai daerah hidup di terumbu karang dan jarang dari ikan-ikan tersebut keluar daerahnya untuk mencari makanan dan tempat perlindungan. Batas wilayah ikan tersebut didasarkan pada pasokan makananan, keberadaan predator, daerah tempat hidup, dan daerah pemijahan.
4. Reptilia
Reptiilia yang terdapat pada ekosistem terumbu karang hanya dua kelompok yaitu, ular laut dan penyu. Dua klompok ini terancam punah. Ular ditangkap untuk kulitnya, dan penyu terutama untuk telurnya. 3.4 Manfaat Ekosistem Terumbu Karang Dari segi ekonomi ekosistem terumbu karang memiliki nilai estetika dan tingkat keanekaragaman biota yang tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan, bahan obat – obatan ataupun sebagai objek wisata bahari. Ditinjau dari fungsi ekologisnya, terumbu karang yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan menyumbangkan stabilitas fisik, yaitu mampu menahan hempasan gelombang yang kuat sehingga dapat melindungi pantai dari abrasi Adapun dari sisi social ekonomi, terumbu karang adalah sumber perikanan yang produktif sehingga dapat meningkatkan pendapatan nelayan, penduduk pesisir, dan devisa Negara yang berasal dari devisa perikanan dan pariwisata.
3.5 Faktor- faktor yang Merusak Terumbu Karang
Indonesia memang kaya akan keanekaragaman hayati nya termasuk di laut. Karena Indonesia termasuk negara kepulauan. Saat ini salah satu ekosistem yang memiliki peranan penting yaitu terumbu karang, kini mulai rusak.
Hal ini disebabkan oleh :
a. Pengendapan kapur Pengendapan kapur dapat berasal dari penebangan pohon yang dapat mengakibatkan pengikisan tanah (erosi) yang akan terbawa kelaut dan menutupi karang sehingga karang tidak dapat tumbuh karena sinar matahari tertutup oleh sedimen.
b. Aliran air tawar Aliran air tawar yang terus menerus dapat membunuh karang, air tawar tersebut dapat berasal dari pipa pembuangan, pipa air hujan ataupun limbah pabrik yang tidak seharusnya mengalir ke wilayah terumbu karang.
c. Berbagai jenis limbah dan sampah Bahan pencemar bisa berasal dari berbagai sumber, diantaranya adalah limbah pertanian, perkotaan, pabrik, pertambangan dan perminyakan.
d. Pemanasan suhu bumi Pemanasan suhu bumi dikarenakan pelepasan karbon dioksida (CO2) ke udara. Tingginya kadar CO2 diudara berpotensi meningkatan suhu secara global. yang dapat mengakibatkan naik nya suhu air laut sehingga karang menjadi memutih (bleaching) seiring dengan perginya zooxanthelae dari jaringan kulit karang, jika terjadi terus menerus maka pertumbuhan terumbu karang terhambat dan akan mati.
e. Uji coba senjata militer Pengujian bahan peledak dan nuklir di laut serta kebocoran dan buangan reaktor nuklir menyebabkan radiasi di laut, bahan radio aktif tersebut dapat bertahan hingga ribuan tahun yang berpotensi meningkatkan jumlah kerusakan dan perubahan genetis (mutasi) biota laut.
f. Cara tangkap yang merusak Cara tangkap yang merusak antara lain penggunaan muro-ami, racun dan bahan peledak.
d. Penambangan dan pengambilan karang Pengambilan dan penambangan karang umumnya digunakan sebagai bahan bangunan. Penambangan karang berpotensi menghancurkan ribuan meter persegi terumbu dan mengubah terumbu menjadi gurun pasir bawah air.
e. Penambatan jangkar dan berjalan pada terumbu Nelayan dan wisatawan seringkali menambatkan jankar perahu pada terumbu karang. Jangkar yang dijatuhkan dan ditarik diantara karang maupun hempasan rantainya yang sangat merusak koloni karang.
f. Serangan bintang laut berduri Bintang laut berduri adalah sejenis bintang laut besar pemangsa karang yang permukaanya dipenuhi duri. Ia memakan karang dengan cara manjulurkan bagian perutnya ke arah koloni karang, untuk kemudian mencerna dan membungkus polip-polip karang dipermukaan koloni tersebut.
3.6 Metodologi Pengambilan Sampel Terumbu Karang
Beberapa metode yang umum digunakan oleh peneliti dalam menggambarkan kondisi terumbu karang adalah:
1. Metode Transek Garis
2. Metode Transek Kuadrat
3. Metode Manta Tow
4. Metode Transek Sabuk (Belt transect)

Berikut akan kita coba menjelaskan secara ringkas masing-masing metode tersebut:
1. Metode Transek garis
Prinsip: menggunakan suatu garis transek yang diletakan diatas koloni karang. Transek garis digunakan untuk menggambarkan struktur komunitas karang dengan melihat tutupan karang hidup, karang mati, bentuk substrat (pasir, lumpur), alga dan keberadaan biota lain. Spesifikasi karang yang diharapkan dicatat adalah berupa bentuk tumbuh karang (life form) dan dibolehkan bagi peneliti yang telah memiliki keahlian untuk mencatat karang hingga tingkat genus atau spesies. Pemilihan lokasi survei harus memenuhi persyaratan keterwakilan komunitas karang di suatu pulau. Biasanya penentuan ini dilakukan setelah dilakukan pemantauan dengan metode Manta Tow. Peralatan yang dibutuhkan dalam survei ini adalah rol meter, peralatan scuba, alat tulis bawah air, tas nilon, palu dan pahat untuk mengambil sampel karang yang belum bisa diidentifikasi, dan kapal. Garis transek dimulai dari kedalaman dimana masih ditemukan terumbu karang batu (± 25 m) sampai di daerah pantai mengikuti pola kedalaman garis kontur. Umumnya dilakukan pada tiga kedalaman yaitu 3 m, 5 m dan 10 m, tergantung keberadaan karang pada lokasi di masing-masing kedalaman. Panjang transek digunakan 30 m atau 50 m yang penempatannya sejajar dengan garis pantai pulau. Pengukuran dilakukan dengan tingkat ketelitian mendekati centimeter. Dalam penelitian ini satu koloni dianggap satu individu. Jika satu koloni dari jenis yang sama dipisahkan oleh satu atau beberapa bagian yang mati maka tiap bagian yang hidup dianggap sebagai satu individu tersendiri. Jika dua koloni atau lebih tumbuh di atas koloni yang lain, maka masing-masing koloni tetap dihitung sebagai koloni yang terpisah. Panjang tumpang tindih koloni dicatat yang nantinya akan digunakan untuk menganalisa kelimpahan jenis. Kondisi dasar dan kehadiran karang lunak, karang mati lepas atau masif dan biota lain yang ditemukan di lokasi juga dicatat.
Cara pemasangan Transek garis (LIT)

Kelebihan:
-> Akurasi data dapat diperoleh dengan baik
-> Data yang diperoleh lebih banyak dan lebih baik seperti struktur komunitas seperti persentase tutupan karang hidup/karang mati, kekayaan jenis, dominasi, frekuensi kehadiran, ukuran koloni dan keanekaragaman jenis dapat disajikan secara lebih menyeluruh
-> Struktur komunitas biota yang berasosiasi dengan terumbu karang juga dapat disajikan dengan baik Kekurangan:
-> Membutuhkan tenaga peneliti yang banyak
-> Dituntut keahlian peneliti dalam identifikasi karang, minimal life form dan sebaliknya genus atau spesies
-> Survei membutuhkan waktu yang lama
-> Peneliti dituntut sebagai penyelam yang baik
-> Biaya yang dibutuhkan juga relatif lebih besar

2. Metode Transek Kuadrat (Quadrat Transek)
Metoda transek kuadrat digunakan untuk memantau komunitas makrobentos di suatu perairan. Pada survei karang, pengamatan biasanya meliputi kondisi biologi, pertumbuhan, tingkat kematian dan rekruitmen karang di suatu lokasi yang ditandai secara permanen. Survei biasanya dimonitoring secara rutin. Pengamatan didukung dengan pengambilan underwater photo sesuai dengan ukuran kuadrat yang ditetapkan sebelumnya. Pengamatan laju sedimentasi juga sangat diperlukan untuk mendukung data tentang laju pertumbuhan dan tingkat kematian karang yang diamati.
Peralatan yang dibutuhkan adalah kapal kecil, peralatan scuba, tanda kuadrat 1 m x 1 m dan sudah dibagi setiap 10 cm, kaliper, GPS dan underwater camera.
Data yang diperoleh dengan metoda ini adalah persentase tutupan relatif, jumlah koloni, frekuensi relatif dan keanekaragaman jenis.
Kelebihan:
-> Data yang diperoleh lengkap dengan mengambar posisi biota yang ditemukan pada kuadrat, dengan bantuan underwater photo
-> Sumber informasi yang bagus dalam pemantauan laju pertumbuhan, tingkat kematian, laju rekruitmen.
Kekurangan:
-> Proses kerjanya lambat dan membutuhkan waktu lebih lama.
-> Peralatan yang digunakan tidak praktis dan susah bekerja pada lokasi yang berarus.
-> Metode ini cocok hanya pada luasan perairan yang kecil.
-> Sedimen trap tidak bisa ditinggal dalam waktu lama dan tidak efektif pada daerah yang berarus

 3. Metode Manta Tow 
Metode Manta Tow adalah suatu teknik pengamatan terumbu karang dengan cara pengamat di belakang perahu kecil bermesin dengan menggunakan tali sebagai penghubung antara perahu dengan pengamat (Gambar 1). Dengan kecepatan perahu yang tetap dan melintas di atas terumbu karang dengan lama tarikan 2 menit, pengamat akan melihat beberapa obyek yang terlintas serta nilai persentase penutupan karang hidup (karang keras dan karang lunak) dan karang mati.
Teknik Manta Taw
Peralatan yang Digunakan Untuk melakukan pengamatan terumbu karang dengan menggunakan metode Manta Tow ini diperlukan peralatan sebagai berikut :
Kaca mata selam (masker), Alat bantu pernapasan di permukaan air (snorkel), Alat bantu renang di kaki (fins), Perahu bermotor (minimal 5 PK), Papan manta (manta board) yang berukuran panjang 60 cm, lebar 40cm, dan tebal 2 cm, Tali yang panjangnya 20 meter dan berdiameter 1 cm, Pelampung kecil, Papan plastik putih yang permukaannya telah dikasarkan dengan kertas pasir, Pensil, Penghapus, Stop watch/jam, Global Positioning System (GPS) Prosedur Umum Manta Tow Pengamat ditarik di antara rataan terumbu karang dan tubir (reef edge), dengan kecepatan yang tetap yaitu antara 3 ‐ 5 km/jam atau seperti orang yang berjalan lambat. Bila ada faktor lain yang menghambat seperti arus perairan yang kencang maka kecepatan perahu dapat ditambah sesuai dengan tanda dari si pengamat yang berada di belakang perahu. Pengamatan terumbu karang dilakukan selama 2 menit, kemudian berhenti beberapa saat untuk memberikan waktu bagi pengamat mencatat data beberapa kategori yang terlihat selama 2 menit pengamatan tersebut ke dalam tabel data yang tersedia di papan manta. Setelah mendapat tanda dari pengamat maka pengamatan dilanjutkan lagi selama 2 menit, begitu seterusnya sampai selesai pada batas lokasi terumbu karang yang diamati.
Kelebihan:
-> Mudah dipraktikan
-> Biaya yang dibutuhkan tidak terlalu mahal.
Kekurangan:
-> Survey secara tidak sengaja dapat dilakukan pada lokasi diluar terumbu karang
-> Kemungkinan ada objek yang terlewatkan

4. Metode Transek Sabuk (BELT TRANSECT)
Transek sabuk digunakan untuk mengambarkan kondisi populasi suatu jenis karang yang mempunyai ukuran relatif beragam atau mempunyai ukuran maksimum tertentu misalnya karang dari genus Fungia. Metoda ini bisa juga untuk mengetahui keberadaan karang hias (jumlah koloni, diameter terbesar, jumlah jenis) di suatu daerah terumbu karang. Panjang transek yang digunakan ada 10 m dan lebar satu m, pengamatan keberadaan karang hias yang pernah dilakukan oleh lembaga ICRWG (Indonesia Coral Reef Working Group) menggunakan panjang transek 30 m dan lebar dua meter (satu m sisi kiri dan kanan meteran transek). Pencatatan dilakukan pada semua individu yang menjadi tujuan penelitian, yang berada pada luasan transek.
Kelebihan:
-> Pencatatan data jumlah individu lebih teliti
-> Data yang diperoleh mempunyai akurasi yang cukup tinggi dan dapat menggambarkan struktur populasi karang.
Kekurangan:
-> Waktu yang dibutuhkan cukup lama
-> Membutuhkan keahlian untuk mengidentifikasi karang secara langsung dan dibutuhkan penyelaman yang baik

BAB V
KESIMPULAN

Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan ekosistem Terumbu Karang yaitu suhu, salinitas, cahaya, kedalaman, kecerahan, gelombang dan arus. Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang penting, karena tempat tinggal biota laut. Perubahan iklim merupakan faktor paling dominan dalam perusakkan terumbu karang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus lebih mencintai lingkungan. Indonesia dikenal sebagai pusat distribusi terumbu karang untuk seluruh Indo-Pasifik. Indonesia memiliki areal terumbu karang seluas 60.000 km2 lebih. Sejauh ini telah tercatat kurang lebih 354 jenis karang yang termasuk kedalam 75 marga.

Selasa, 10 Januari 2012

CARA MENGGANTI BACKGROUND FACEBOOK

Cara mengganti background facebook sangat beragam. Tampilan facebook yang cenderung monoton dan seragam yaitu biru itu membuat kita gatal ingin mengganti bacgroundnya. Sudah menjadi kodratnya bahwa manusia ingin tampil berbeda dan unik, begitupun dalam tampilan background facebook. JAdi gimanapun harus berusaha tampil beda dan dengan mengikuti beberapa petunjuk penggantian tampilan dan bacground facebook tersebut. Salah satunya coba ikuti langkah2 berikut : Langkah 1 Untuk mengubah background facebook agar lebih fresh dibandingkan sebelumnya,sebaiknya anda menggunakan browser Mozilla Firefox. Kemudian arahkan ke alamat https://addons.mozilla.org/en-US/firefox/ untuk mencari add-on Stylish. Langkah 2 Setelah anda mendapatkan hasil pencarian untuk add-on Stylish, klik [Download Now] Langkah 3 Akan muncul window baru untuk melakukan instalasi add-on stylish ini. Klik [Install Now] Langkah 4 Tunggu beberapa saat hingga proses download selesai. Karena ukuran file add-on ini relatif kecil, maka waktu yang dibutuhkan juga tak akan lama. Langkah 5 Proses download akan selesai dengan ditandainya perintah untuk melakukan restart pada Firefox. Klik [Restart Firefox] Langkah 6 Setelah Firefox melakukan restart, maka akan muncul di daftar Add-ons bahwa stylish telah selesai terpasang Langkah 7 Arahkan wen browser ke alamat http://userstyles.org/styles/site/facebook.com Pilih salah satu link yang akan membawa anda pada link untuk instalasi skin. Atau http://userstyles.org cari facebook di serach for mereka. Langkah 8 Pada link skin yang telah anda pilih nantinya akan terdapat gambar preview dari hasil yang akan anda dapatkan. Untuk menginstallnya, klik [load into stylish Langkah 9 Kemudian akan muncul lagi pop up window untuk memasang stylish. klik [save]

Sabtu, 07 Januari 2012

Makalah Pengaruh Kemiskinan Terhadap Perkembangan Anak

Abstraksi Kemiskinan di Indonesia berdampak pada perubahan kehidupan anak. Peran anak dalam kelurga miskin bukan hanya menjaga nama baik keluarga tetapi mereka juga ikut mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga miskin tersebut. Dampak negatif yang ditimbulkan pada diri pekerja anak usia dini ini berupa terhambatnya perkembangan fisik, mental dan terutama pada intelektual mereka, karena menurut studi literatur yang dilakukan di Indonesia, terbukti sebagian anak yang bekerja terpaksa putus sekolah. Abstract Poverty in Indonesia have an impact on changing a child’s life. The role of children in poor families not only keep the family name but they also earn a living to meet the needs of poor families are living. Negative impact on self-generated early childhood workers are in the form of impaired physical, mental, and particularly in their intellectual, because according to the literature study in Indonesia carried out proved that some children had to drop out of school to work. Ringkasan Kemiskinan yang terjadi di Indonesia mengarah kepada kesulitan masyarakatnya dalam memenuhi kebutuhan primer mereka dan juga kesulitan mereka dalam mendapatkan kehidupan yang layak. Kemiskinan yang terjadi di Indonesia tidak hanya memberikan dampak negatif pada orang dewasa saja, tapi juga anak-anak. Dampak yang terjadi pada anak justru lebih berbahaya daripada yang ditimbulkan pada orang tua, karena pada anak dampak tersebut menyebabkan kerusakan jangka panjang. Hak mereka untuk memperoleh pendidkan dan masa kecil yang bahagia, berkualitas dan yang layak didapatkan oleh anak-anak dirampas. Kemiskinan yang membelit keluarga mereka membuat peran mereka dalam keluargapun bergeser, mereka juga ikut berperan dalam memenuhi nafkah keluarga. Fenomena anak-anak usia dini yang bekerja di Indonesia juga berpengaruh pada jumlah anak-anak yang putus sekolah. Hal ini dikarenakan sebagian besar dari anak-anak yang bekerja tersebut terpaksa putus sekolah dengan berbagai alasan. Fakta tersebut sangat memprihatinkan, mengingat merekalah penerus bangsa ini nantinya. Oleh karena itu pemerintah bersama beberapa pihak, berusaha menaggulangi masalah ini dengan mengadakan beberapa program-program seperti,PKH, BOS, sekolah rakyat dan program orang tua asuh. Seluruh program ini bertujuan untuk mencapai Indonesia yang lebih baik lagi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Kemiskinan seakan menjadi sebuah kata yang akrab di telinga bangsa Indonesia. Dahulu, selalu dikatakan bahwa Indonesia adalah negeri yang kaya makmur, gemah ripah Loh Jinawi. Bahwa Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang amat besar tidaklah salah, tetapi kekayaan sumberdaya itu tidak dibarengi dengan kayanya kualitas dari sumberdaya manusianya. Kita, sebagai bangsa Indonesia selama ini tidak tahu bagaimana memanfaatkan sumberdaya dengan baik. Kemiskinan yang terjadi Indonesia lebih mengacu kepada keadaan berupa kekurangan hal-hal yang berkaitan terhadap pemenuhan kebutuhan yang bersifat primer, seperti sandang, pangan dan papan. Masalah kemiskinan ini mempengaruhi banyak hal, pengangguran, kriminalitas, dan yang tidak kalah penting kemiskinan berdampak pada perampasan hak-hak anak. Bukan hal baru lagi jika kita melihat anak-anak usia sekolah atau bahkan usia prasekolah harus berjuang hidup di jalan-jalan protokol di Indonesia. Tidak jarang diantara anak-anak tersebut terpaksa putus sekolah. Semua itu mereka lakukan atas alasan ekonomi, demi membantu orang tua mereka. Hal ini sangatlah memprihatinkan, karena kemiskinan yang menimpa anak-anak akan menyebabkan kerusakan jangka panjang terhadap perkembangan anak-anak itu sendiri. Kemiskinan akan terus berlanjut ketika mereka beranjak dewasa yang terjebak dalam mata rantai kemiskinan, sehingga mereka tidak mampu memberikan yang terbaik bagi anak-anak mereka, dan menyebabkan anak-anak mereka bernasib sama dengan mereka. 1.2 Perumusan masalah Adapun masalah-masalah yang akan dibahas nantinya dalam makalah ini adalah : Kemiskinan seperti apa yang terjadi di Indonesia dan apa penyebabnya? Seberapa besarkah pengaruh kemiskinan terhadap kehidupan anak usia dini di Indonesia? Apa saja yang program-program dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari tulisan ini adalah agar kita mengetahui apa saja dampak yang ditimbulkan dari kemiskinan yang melanda Indonesia terhadap kehidupan anak usia dini di Indonesia. Selain itu juga dapat dilihat dampak negatif yang ditimbulkan pada pekerja anak usia dini. Adapun manfaat yang nantinya didapat dari penelitian ini adalah: Kita menjadi tahu seberapa besar kemiskinan mempengaruhi kehidupan anak di Indonesia, terutama anak-anak di usia dini. Timbul empati dari diri kita semua. Timbulnya kesadaran yang bisa menggerakan kita untuk juga ikut memikirkan masalah kemiskinan ini BAB II PEMBAHASAN 2.1Kemiskinan di Indonesia. Sejak awal kemerdekaan, Indonesia mempunyai perhatian besar demi terciptanya masyarakat adil dan makmur. Berbagai program pembangunan telah dilakukan untuk memberantas kemiskinan sehingga terciptanya kesejahteraan masyarakat. Meskipun demikian masalah kemiskinan hingga saat ini masih menjadi masalah yang berkepanjangan. Terbukti dari tingginya angka kemiskinan di Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 1976 jumlah penduduk Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan adalah sebesar 54 juta (40 persen dari keseluruhan penduduk Indonesia). (UNICEF, 1989).[1] “ Kemiskinan pada umumya disebkan oleh dua hal utama yaitu: (i) market failure dan (ii) political failure. Market failure terjadi apabila sebagian besar kelompk miskin termasuk angkatan kerja (labour force) memperoleh upah yang tidak mencukupi kebutuhan dasar (sandang, pangan, kesehatan, pendidikan) mereka. Adapun political failure terjadi apabila struktur politik ekonomi yang ada telah menyebabkan distorsi dalam penyampaian kepentingan kelompok miskin. Kombinasi keduanya akan lebih memperparah keadaan dan lebih mempersempitruang gerak untuk mengatasi masalah kemiskinan ini.”(Agus Pakpahan dkk dalam Hermanto dkk, 1995)[2] Perhatian pemerintah terhadap masalah kemiskinan lebih besar lagi setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun1997. Namun usaha itu tidak sepenuhnya berhasil, masih banyak kelurga-keluarga Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Bahkan pada tahun 2001, berdasarkan data yang dikeluarakan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), persentase jumlah penduduk miskin di Indonesia meningkat menjadi 52,07 persen, atau lebih dari separuh jumlah kelurga di Indonesia.[3] Angka kemiskinan sebenarnya tidak selalu meningkat, terkadang angka kemiskinan di Indonesia terlihat menurun,contohnya pada tahun 2007 Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) DALAM Winsolu, 2008, terjadi penurunan jumlah masyarakat miskin di Indonesia, dari 39,30 juta tahun 2006 menjadi 37,17 juta tahun 2007.[4] Artinya, terjadi pengurangan 2,13 juta penduduk miskin di Indonesia.(Winsolu,2008).[5] Penurunan tersebut dapat di lihat pada tabel 2.1 berikut. Tabel 2.1 Tahun Jumlah Penduduk Miskin Di Indonesia (Juta) 1996 34,02 1998 49,50 1999 47,97 2000 38,70 2001 37,90 2002 38,40 2003 37,30 2004 36,10 2005 35,10 2006 39,30 2007 37,17 2008 34,9 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), diolah dari data survei sosial ekonomi nasional Apabila data yang dikeluarkan oleh BPS tersebut akurat, maka kita perlu mengakui keberhasilan pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat ini. Namun sejauh ini, keberhasilan tersebut hanya terlihat dalam bentuk angka bukan fakta. Banyak pihak yang menyangsikan kebenaran data tersebut. Hal ini dirasa wajar karena memang belum ada argumen yang jelas tentang data tersebut. Selama ini angka penduduk miskin di Indonesia dipengaruhi oleh kenaikan harga barang-barang pokok, kenaikan upah pegawai atau meningkatnya pengangguran. Jika data tersebut merujuk pada faktor diatas maka semestinya angka kemiskinanpun ikut meningkat, karena menurut perhitungan yang juga dilakukan oleh BPS, “Harga makanan tercatat meningkat sekitar 14 persen (Maret 2006-Februari 2007). Sementara pada saat sama, laju inflasi umum sebesar 7,87 persen. Maka, dengan logika yang sama dengan tahun sebelumnya, angka kemiskinan penduduk seharusnya juga meningkat atau setidaknya tetap, pada kurun 2006-2007.” (Winsolu,2008) Terlepas dari perdebatan mengenai keakuratan data tersebut, harus diakui memang sampai saat ini masalah kemiskinan masih membayangi bangsa ini. 2.2 Kemiskinan berdampak pada perampasan hak-hak anak. 2.2.1 Hubungan antara kemiskinan dan kehidupan anak. Lahir dan hidup menjadi miskin pasti bukan mimpi siapapun. Namun, pada kenyataannya status miskin hampir disandang oleh setengah penduduk Indonesia. Berkaca pada keadaan yang terjadi saat ini dimana harga untuk memenuhi kebutuhan hidup terus meningkat, hal ini diperparah dengan sulitnya seseorang mendapat pekerjaan. Ironisnya tidak hanya orang dewasa yang merasakan dampak dari kemiskinan ini, anak-anak pun ikut merasakan dampak minimnya dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar di keluarga mereka. Kemiskinan yang melanda orang tua mereka akan berpengaruh besar pada kehidupan mereka. Hak-hak mereka terampas. Mereka yang seharusnya mendapatkan pendidikan layak dan masa kecil yang bahagia, terpaksa harus berkorban demi satu alasan, ekonomi 2.2.2 Faktor-faktor yang menyebabkan perampasan hak pada anak usia dini. Sudah bukan hal baru lagi jika kita melihat di jalan-jalan kota-kota besar anak-anak usia sekolah atau bahkan prasekolah yang masih tergolong anak usia dini bekerja demi bertahan hidup. Bahkan tidak sedikit diantara mereka yang putus sekolah. Berdasarkan data yang dikeluarkan Unicef pada tahun 1995, jumlah anak dibawah lima tahun yang hidup diperkotaan sebesar lima juta jiwa.[6] Dari data tingkat pendidikan anak yang dikeluarkan oleh Bapennas, tercatat 81 juta anak tidak bersekolah, bahkan yang lebih memprihatinkan lagi 31, 5 juta anak di atas 9 tahun buta huruf.[7] Menurut Daliyo dkk (1999), persentase anak-anak yang bekerja pun semakin meningkat dari tahun ke tahun.(tabel 2.2). Faktor utama yang menyebabkan fenomena pada pekerja anak usia dini ini adalah ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan di 12 kota besar pada 2003, ada 147 ribu anak jalanan dengan 60 persen dari mereka sudah putus sekolah dan 40 persen masih bersekolah. Penelitian itu juga mengungkapkan alasan – alasan anak tersebut terjun ke jalanan. Tercatat 71 persen melakukan itu untuk membantu orang tua bekerja, 6 persen dipaksa untuk membantu orang tua, dan 15 persen untuk memenuhi biaya pendidikan mereka. Tabel 2.2 Region / Sex Looking for Job 1980 1990 1995 Indonesia 0.3 0,9 1,4 Urban Male Female 0,2 0,9 1,0 0,2 1,0 1,0 0,2 0,7 1,1 Rural Male Female 0,4 0,9 1,7 0,4 1,0 1,5 0,4 0,8 1,9 Sumber: BPS 1983, 1992,1996 population of Indonesia dalam Child Labour and Education Planning In Nusa Tenggara Barat and Nusa Tenggara Timur Ironis memang jika kita melihat pemaparan data tersebut. Disaat seharusnya negara menjamin hak-hak anak yang tercantum dalam keputusan dari konvensi PBB mengenai hak-hak anak pada tahun 1989 dimana seharusnya mereka mendapat kehidupan yang layak, jauh dari kata eksploitasi. “Berdasarkan Konvensi PBB mengenai Hak-Hak Anak tahun 1989, ada sejumlah hak anak yang seharusnya bisa dijamin dan dipenuhi oleh Negara, yakni setiap anak memiliki hak untuk dilahirkan, untuk memiliki nama dan kewarganegaraan, untuk memiliki keluarga yang menyayangi dan mengasihi, untuk hidup dalam komunitas yang aman, damai dan lingkungan yang sehat untuk mendapatkan makanan yang cukup dan tubuh yang sehat dan aktif, untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan mengembangkan potensinya untuk diberikan kesempatan bermain waktu santai, untuk dilindungi dari penyiksaan, eksploitasi, kekerasan dan dari bahaya. Mereka juga berhak untuk dipertahankan dan diberikan bantuan oleh pemerintah dan hak untuk bias mengekpresikan pendapat sendiri.” (Abidin,2008)[8] 2.2.3 Dampak yang ditimbulkan pada pekerja anak usia dini. Kemiskinan pada pekerja anak usia dini berdampak negatif pada kondisi fisik, mental dan intelektual mereka. Usia dini yang dimaksud disini adalah golongan umur kurang dari lima tahun hingga 16 tahun. Dampak negatif utama yang ditimbulkan adalah pada intelektual mereka. Beberapa penelitian menyatakan bahwa tenaga kerja anak umumnya tidak lagi sekolah atau bahkan tidak pernah sekolah dengan alasan tidak mampu sehingga mereka harus mencari nafkah demi membantu keluarga. Dikarenkan hal tersebut, anak yang bekerja memiliki tingkat kecerdasan yang tergolong di bawah rata-rata dan terbelakang (IQ kurang dari 70).[9] Walupun tidak sepenuhnya berpengaruh, kemiskinan juga dapat menyebabkan terlambatnya pertumbuhan fisik dan kemungkinan juga mengalami penyalahgunaan fisik akibat tekanan yang dilakukan oleh orang tuanya atau pihak-pihak lain yang memang sengaja ingin mengeksploitasi mereka. Kerasnya hidup yang harus mereka jalani menyebabkan mereka matang sebelum waktunya. Dampak negatif pada pertumbuhan fisiknya juga berkaitan dengan kemiskinan yang mereka derita. Salah satu masalah yang paling sering menimpa anak-anak dalam keluarga miskin adalah kekurangan gizi. Bahkan tidak jarang kekurangan gizi ini beujung pada kematian. Beban yang begitu besar diberikan pada mereka dalam usia yang masihsangat muda juga sangat berpengaruh pada kondisi psikologi mereka. Terkadang masalah tersebut membuat mereka menjadi rendah diri dalam bergaul di lingkungan sosial mereka. Waktu yang mereka miliki untuk bermain dan bersosialisasi dengan anak seusia merekapun berkurang karena kewajiban baru yang mereka miliki, mencari nafkah. 2.3. Program-program berkaitan masalah anak-anak dalam kemiskinan. Sebetulnya sudah cukup banyak program-program yang dilakukukan pemerintah untuk memutus mata rantai kemiskinan yang mengancam anak-anak. Dua program itu adalah Program Keluarga Harapan (PKH) dan pemberian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).(Abidin)[10] Pada PKH, rumah tangga miskin diberi uang tunai (sama dengan program BLT), tapi dalam PKH ada persyaratan yang harus dipenuhi yaitu uang tunai tersebut hanya diberikan jika anak-anak usia sekolah dalam keluarga tersebut benar-benar masih bersekolah. Sasaran PKH cukup jelas, yaitu agar anak-anak usia sekolah dari keluarga miskin terjamin haknya untuk memperoleh pendidikan sampai sekolah menengah atas. Dengan pendidikan yang memadai diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan yang terjadi pada orang tua dan keluarganya sehingga tidak berlanjut ke anak-anak generasi berikutnya. Berbeda dengan PKH yang bentuk bantuannya berupa uang tunai, dana BOS adalah keringanan atau pembebasan total dari uang sekolah, uang buku pelajaran dan sebagainya. Dengan dana BOS seharusnya sekolah-sekolah negeri tingkat SD dan SLTP bisa menerapkan pendidikan gratis. Selain BOS dan PKH, terdapat juga program-program lain seperti Gerakan Orang Tua Asuh ( GNOTA), dan masih banyak gerakan-gerakan lainnya yang dilakukan baik oleh pemerintah atupun pihak-pihak diluar pemerintah. Sayangnya, program-program tersebut belum dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Masih banyak penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan program tersebut. Walaupun banyak penyimpangan yang terjadi, keberadaan program tersebut masih sangat diharapkan oleh masyarakat untuk menanggulangi masalah kemiskinan di Indonesia, sehingga juga dapat mengurangi bahkan menuntaskan jumlah anak-anak yang putus sekolah demi mencari nafkah bagi keluarganya. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kemiskinan yang terjadi di Indonesia dilihat dari keadaan masyarakatnya dalam memenuhi kebutuhan yang bersifat primer, seperti sandang, pangan dan papan. Kebutuhan hidup yang semakin banyak, harga-harga yang terus melonjak diperparah dengan sulitnya mendapat pekerjaan dan upah yang didapatpun tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan menjadi penyebab utama kemiskinan di Indonesia. Ironisnya, anak-anak pun ikut merasakan dampak dari kemiskinan ini. Demi membantu memenuhi nafkah keluarga, banyak anak-anak pada usia sekolah atau bahkan usia prasekolah yang rela mengorbankan masa kecil mereka untuk bekerja. Bahkan tidak jarang anak-anak tersebut terpaksa putus sekolah. Bekerja di usia dini ini menimbulkan dampak negatif pada perkembangan fisik, mental, dan intelektual mereka. Untuk menaggulangi masalah tersebut maka pemerintah dan beberapa pihak yang peduli terhadap masalah ini membuat beberapa program seperti, PKH, BOS dan orang tua asuh. 3.2 Saran Pemerintah terus berusaha untuk meningkatkan program PKH dan BOS yang sudah ada. Adakan evaluasi pada program-program tersebut. Selain itu program pengentasan kemiskinan berupa program-program yang membuat masyarakat lebih produktif lagi, bukan hanya sekedar memberi mereka bantuan-bantuan yang justru membuat mereka bergantung pada pemerintah. Daftar Pustaka Daliyo, et all. 1999. Child Labour And Education Planning in Nusa Tenggara Barat And Nusa Tenggara Timur. Jakarta: PPT-LIPPI. Pemerintah Republik Indonesia-Unicef.1989. Rangkuman Analisa Situasi Anak dan Wanita di Indonesia. Indonesia: BAPPENAS. Pusat Penelitian Sosisl Ekonomi Peranian. 1995. Kemiskinan Pedesaan : Masalah dan Alternatif Penanggulangan. Bogor : IPB Suryabrata Sumardi. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Unicef. 1988. Rangkuman Laporan Penelitian Tentang Anak Indonesia.editor:Simantjuntak Melling.Jakarta: PDII-LIPI. Abidin Fadil. 31 Desember 1989. Kemiskinan dan Hak Anak . www.analisadaily.com/index.php?…kemiskinan-dan-hak-anak…29 Desember 2009. Ritonga Hamonangan. Mengapa Kemiskinan di Indonesia masih menjadi masalah berkelanjutan. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0402/10/ekonomi/847162.htmkal. 29 Desember 2009. Winsolu. 15 Mei 2008. Penurunan Jumlah Kemiskinan di Indonesia. http://winsolu.wordpress.com/2008/05/15/penurunan-jumlah-kemiskinan-di-indonesia29 Desember 2009. [1] Pemerintah Republik Indonesia dan Unicef. Rangkuman analisis anak dan wanita di Indonesia. ( Indonesia: BAPPENAS) hal 7. [2] Agus Pakpahan dkk dalam Hermanto dkk, Kemiskinan di Daerah Pedesaan : Masalah dan Penanggulanagnnya. (Bogor: IPB press, 1995) hal 2. [3] Hamonangan Ritong, Kepala dubit pada direktorat anlisis statistik,Badan Pusat Statistik.Mengapa Kemiskinan di Indonesia masih menjadi masalah berkelanjutan. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0402/10/ekonomi/847162.htmkal. diakses tanggal 29 Desember 2009. [4] Winsolu. 15 mei 2008. Penurunan Jumlah Kemiskinan di Indonesia. Penurunan Jumlah Kemiskinan di Indonesia. Sumber: HTI online. Diakses pada tanggal 29 Desember 2009 [5] .Ibid [6] Sumardi. Psikologi Pendidikan. (Jakarta: UI press, 2000) [7] ibid [8] Fadil Abidin. Kemiskinan dan Hak Anak. [9] Universitas Ujung Pandang, Melling Simantjuntak (editor). Rangkuman Laporan Penelitian Anak Indonesia. (Jakarta: PDII-LIPPI, 1983) P 101