Rabu, 25 September 2013

TITRASI


Menurut saya titrasi adalah merupakan metoda analisa untuk penetapan kadar suatu larutan dengan menggunakan larutan lain yang telah diketahui konsentasinya.
di dalam melakukan titrasi adanya konsentrasi, konsentrasi adalah cara untuk menyatakan adanya hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut.
Satuan dalam konsentarasi yaitu : molalitas, ppm dan massa
tujuan proses tirasi adalah penetapan kadar atau konsentrasi dalam suatu larutan, umumnya kadar dalam molaritas (M) atau terkadang dilanjutkan sampai penetapan massa senyawa (gram)”
zat yang hendak ditentukan kadarnya disebut “titrant”  lalu diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang diketahui konsentrasinya sebagai “titer” dan selalu diletakkan di dalam “buret”. titrant maupun titer biasanya berupa larutan

Banyak sekali metode-metode yang bisa digunakan untuk memperoleh titik akhir dalam reaksi yang sedang di lakukan;biasanya dengan menggunakan indikator visual.  indikator pH juga dapat digunakan sebagai titrasi, sebagai contoh adalah fenolftalein, karena fenolftalein akan berubah warna menjadi merah muda pada saat larutan mencapai pH yang sesuai dengan ketentuan nya.
di dalam titrasi terjadi larutan baku dan larutan baku tersebut di bagi menjadi 2 pembagian yaitu larutan baku primer dan skunder.
larutan baku adalah larutan dari suatu zat yang terlarut yang telah di ketahui konsentrasinya.
larutan baku primer adalah larutan yang telah di ketahui secara tepat konsentrasinya yaitu dengan cara melalui graviometri.
larutan baku skunder adalah senyawa yang tidak stabil oleh suatu larutan dimana konsentrasinya tersebut ditentukan dengan cara pembakuan menggunakan larutan baku primer, biasanya melalui metode titrimetri.
alat-alat yang di pakai dalam titrasi adalah :




BURET 
Buret :
Bagi analis, penggunaan buret sering sekali dilakukan dalam melakukan analisisnya. contohnya dengan cara  melakukan titrasi asam basa, standardisasi larutan, dan sebagainya. Kadang kala ketika melakukan titrasi hasil yang didapatkan berbeda satu sama lain padahal sampelnya sama. Ada beberapa factor yang mempengaruhi akan hal tersebut, salah satunya mungkin yaitu dalam penggunaan buret. Di dalam melakukan titrasi ternyata ada teknik atau tata cara penggunaan buret yang baik dan benar agar titrasi berjalan dengan lancar




ERLENMEYER

Erlenmeyer :
fungsi erlenmeyer adalah untuk menampung larutan. Labu Erlenmeyer bisa juga digunakan untuk menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuadestilata, dsb. Terdapat macam-macam ukuran erlenmeyer yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb.

LABU UKUR
Labu ukur :
Labu ukur biasanya digunakan untuk mengencerkan zat tertentu hingga batas leher labu ukur. Dalam sistem pengenceran, untuk zat yg tidak berwarna, penambahan aquadest sampai menunjukkan garis meniskus berada di leher labu. zat yg berwarna,perlu adanya  penambahan aquadets hingga dasar meniskus yg menyentuh leher labu ( meniskus berada di atas garis leher )., tidaklah luar biasa untuk memiliki larutan encer atau mengurangi kepekatan mereka dengan menambahkan sejumlah pelarut. Banyak bahan kimia laboratorium dibeli dalam bentuk larutan air yang pekat karena inilah cara pembelian yg plg ekonomis. Tetapi biasanya bahan kimia ini terlalu pekat untuk langsung digunakan, dan karenanya hrs diencerkan terlebih dahulu.
pipet volum atau pipet gondok :
Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang gondok pada bagian tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan.
 
KARET PENGHISAP



Karet penghisap :
alat untuk menyedot larutan yang biasanya terdapat pada  pangkal pipet ukur.filler memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas.
STATIF

Statif :
Statif : terbuat dari besi yang betujuan untuk menegakkan buret, corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan atau pada saat sedang titrasi diakukan.
alat-alat yang memiliki ketetapan kadar dalam kuantitatif adalah : buret labu ukur dan pipet volum
ada beberapa syarat-syarat pada proses titrasi yaitu :
  • reaksi yang sedang kita lakukan harus berjalan dengan cepat
  • harus ada penandanya bahwa reaksi antara analit dengan titran tersebut sesuai ekuivalen secara stokiometri.
  • tidak ada hal yang lain yang akan mengganggu reaksi antara analit dengan titran
  • reaksi antara analit dengan titran harus memiliki keseimbangan yang agak jauh ke daerah sebelah kanan hal ini untuk memastikan berdasarkan kuantitatif yang di hitung dan memastikan bahwa titik akhir titrasi tersebut bisa di amati.
titik ekuivalent adalah titik dimana titrasi mencapai setara secara stokiometri, stokiometri adalah adanya perbandingan secara kimia antara reaksi. menentukan titik ekuivalen adalah tujuan dari akhir titrasi .
titik akhir titasi adalah titik dimana proses titrasi itu di akhiri, di tandai dengan adanya perubahan warna indikator sehingga lebih mudah di lihat manual. TAT akan tercapai jika titik ekuivalen telah terlewati, dan biasan nya terjadi setelah terdapat sedikit titran yang tidak lagi bereaksi.
jarak yang terjadi antara titik ekuivalen dan titik akhir titrasi tidak boleh terlalu jauh sehingga akan mempengaruhi akhir titrasi tersebut.
indikator
indikator terjadi karena adanya senyawa yang sensitif ( berubah warna ) pada saat analit habis atau pada saat titran berlebih

Identifikasi Kation Golongan I-IV

Tujuan
Mengidentifikasi keberadaan kation golongan I – V dalam suatu cuplikan dengan menggunakan reagensia yang ada.

Dasar Teori
            Analisis kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam suatu cuplikan dan merupakan salah satu cara yang efektif untuk mempelajari unsur-unsur kimia serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk menegtahui jenis anion atau kation suatu larutan.
            Reagensia umum yang dipakai untuk klasifikasi kation adalah HCl, H2S, (NH4)2S dan (NH4)2CO3. Berdasarkan karakteristik kation terhadap reagensia, analisis kualitatif pada kation diklasifikasikan ke dalam lima golongan:
1.      Golongan I, membentuk endapan dengan HCl encer. Kation golongan ini adalah timbal (Pb), merkurium (I) (Hg2+), dan perak (Ag).
2.      Golongan II, membentuk endapan dengan H2S dalam suasana asam mineral encer. Kation golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, bismuth, cadmium, arsenic (III) dan (IV), stibium (III) dan (V), timah (II), (III) dan (IV). Keempat ion pertama merupakan sub golongan IIA dan keenam yang terakhir sub golongan IIB, sementara sulfida dari kation dalam golongan IIA tak dapat larut dalam ammonium polisulfida, sulfida dalam golongan IIB justru dapat larut.
3.      Golongan (III), membentuk endapan dengan (NH4)2S dalam suasana netral atau amoniakal. Kation golongan ini adalah kobalt (II), nikel (II), besi(II) dan (III), kromium (III) alumunium, zink, serta mangan (II).
4.      Golongan IV, membentuk endapan dengan (NH4)2CO3 dengan adanya NH4Cl dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation golongan ini adalah kalsium, strantium, dan barium.

Alat dan Bahan.
Alat yang digunakan :


o       Tabung reaksi
o       Rak tabung reaksi
o       Pipet volume
o       Pipet tetes
o       Piala gelas


Bahan yang digunakan :


o       Ion-ion : (Ag2+, Hg+, Pb2+, Cu2+, Hg2+, Sn2+, Al2+, Co2+, Fe2+, Ni2+, Mn2+ dan Zn2+)
o       HCl
o       NH3
o       H2S
o       HNO3
o       NaOH
o       KI
o       Na2CO3
o       Na2HPO4



Cara kerja
1.      Kation Golongan I : Pb dan Ag
·        Sampel + HCl à amati à + NH3 à amati à + air panas à amati
·        Sampel + (NH4)2S à amati à + HNO3 à amati à didihkan à amati
·        Sampel + NH3 à amati à + NH3 berlebih à amati
·        Sampel + NaOH à amati à + NaOH berlebih à amati
·        Sampel + KI à amati à + KI berlebih à amati
·        Sampel + Na2CO3 à amati à + Na2CO3 berlebih à amati
·        Sampel + Na2HPO4 à amati
2.      Kation Golongan II : Bi3+, Pb2+, Cu2+ dan Hg2+
·        Sampel + (NH4)2S à amati à berlebih à amati
·        Sampel + NH4OH à amati à berlebih à amati
·        Sampel + KI à amati à berlebih à amati
·        Sampel + NaOH à amati à berlebih à amati
3.      Kation Golongan III : Fe, Al, Zn
·        Sampel + NaOH à amati
·        Sampel + NH4OH à amati
·        Sampel + (NH4)2S à amati
·        Sampel + Na-Asetat à amati
·        Sampel + Na-Fosfat à amati
·        Sampel + Na2CO3 à amati
4.      Kation Golongan IV : Ba2+ dan Ca2+
·        Sampel + NH4OH à amati à berlebih à amati
·        Sampel + (NH4)2CO3 à amati à berlebih à amati
·        Sampel + H2SO4 encer à amati à berlebih à amati
·        Sampel + K2CrO4 à amati à berlebih à amati
·        Sampel + K2SO4 à amati à berlebih à amati

Data Pengamatan
1.  Kation Golongan I : Pb dan Ag
Kation
   
Pereaksi
   
Reaksi
   
Pengamatan
Ag+  dalam AgNO3
   
HCl
   
 Ag+ + HCl ? AgCl ? + H-
   
Larutan jernih, terbentuk endapan putih perak klorida

   
NH3
   
AgCl2 + H2O + 4NH3 ? [Ag(NH3)2]2+ + 2NH4+ + Cl-
   
Larutan jernih, terbentuk endapan putih perak klorida

   
Air Panas
   
AgCl2 + H2O + 4NH3 ? [Ag(NH3)2]2+ + 2NH4+ + Cl-
   
Endapan larut sebagian
Ag+  dalam AgNO3
   
(NH4)2S
   
2Ag+ +  (NH4)2S ? Ag2S ? + 2NH4
   
Terbentuk endapan hitam

   
HNO3
   
Ag2S + 2HNO3 ? 2AgNO3 + H2S
   
Endapan hitam, terbentuk gas warna putih

   
Dididihkan
   
AgNO3 + H2O ? AgOH + HNO3
   
Larutan jernih, terbentuk endapan hitam
Ag+  dalam AgNO3
   
NH3
   
2Ag2+ + 2NH3 + 2H2O ? Ag2O? + 2NH4
   
Tidak ada perubahan

   
NH3 berlebih
   
Ag2O?+ NH3 ? [Ag(NH3)2]+
   
Tidak ada perubahan
Ag+  dalam AgNO3
   
NaOH
   
Ag2+  + 2OH- ? Ag2O?
   
Endapan coklat

   
NaOH berlebih
   
Ag2O?Coklat + 2OH- berlebih ? Ag2O?
   
Endapan coklat bertambah
Ag+  dalam AgNO3
   
KI
   
Ag2+  + 2I- ? AgI?
   
Endapan hijau muda

   
KI berlebih
   
AgI? + I-? AgI?
   
Endapan hijau muda
Ag+  dalam AgNO3
   
Na2CO3
   
 Ag2+  + 2CO32- + H2O ?  Ag2Co3?  + CO2 + H+
   
Endapan putih kkuningan

   
Na2CO3 berlebih
   
Ag2Co3?  ?  Ag2O?
   
Endapan putih kekuningan
Ag+  dalam AgNO3
   
Na2HPO4
   
Ag2+  +   PO43- ?Ag3PO4 ?
   
Endapan kuning muda, larutan jernih
Pb2+  dalam Pb(NO3)2
   
HCl
   
Pb(NO3)2 + HCl ? PbCl2? +  HNO3
   
Larutan jernih, terbentuk endapan putih perak klorida

   
NH3
   
PbCl2? + H2O + NH3 ? Pb(OH)2? + 2NH4+ + Cl-
   
Larutan jernih, terbentuk endapan putih perak klorida

   
Air Panas
   
PbCl2? + H2O + NH3 ? Pb(OH)2? + 2NH4+ + Cl-
   
Endapan larut sebagian
Pb2+  dalam Pb(NO3)2
   
(NH4)2S
   
Pb2+ +  (NH4)2S ? PbS ?  + 2NH4+
   
Terbentuk endapan hitam

   
HNO3
   
PbS + 2HNO3 ? PbNO3 + H2S
   
Endapan abu-abu, terbentuk gas warna putih

   
Dididihkan
   
PbNO3 + H2O ? Pb(OH)2  ?
   
Larutan jernih, endapan putih
Pb2+  dalam Pb(NO3)2
   
NH3
   
Pb2+ +2 NH4OH ? Pb(OH)2 ? putih + 2 NH4+
   
Endapan putih

   
NH3 berlebih
   
Pb2+ tak membentuk kompleks amina
   
Endapan putih lebih banyak, larutan keruh.
Pb2+  dalam Pb(NO3)2
   
NaOH
   
Pb2+ + 2NaOH ? Pb(OH)2 ? + 2 Na+
   
Terbentuk endapan putih.

   
NaOH berlebih
   
Pb(OH)2 + 2NaOH ? Na2Pb(OH)4
   
Endapan larut
Pb2+  dalam Pb(NO3)2
   
KI
   
Pb2+ + 2KI ? PbI2
   
Terbentuk endapan kuning halus

   
KI berlebih
   
PbI2 + 2 KI ? K2[PbI4]
   
Terbentuk endapan kuning halus
Pb2+  dalam Pb(NO3)2
   
Na2CO3
   
2 Pb2+  + 2CO32- + H2O ?  Pb(OH)2?putih + PbCO3? + CO2
   
Terbentuk endapan putih

   
Na2CO3 berlebih
   
2 Pb2+  + 2CO32- + H2O ?  Pb(OH)2?putih + PbCO3? + CO2
   
Larutan putih
Pb2+  dalam Pb(NO3)2
   
Na2HPO4
   
3Pb2+  + 2HPO42- ? Pb2(PO4)2? + 2H+
   
Terbentuk endapan putih

2.        Kation Golongan II : Bi3+, Pb2+, Cu2+ dan Hg2+
Kation
   
Pereaksi
   
Reaksi
   
Pengamatan
   
Pereaksi berlebih
Pb2+
   
NaOH
   
Pb2+  + 2OH- ? Pb(OH)2?
   
Endapan putih, larutan keruh.
   
Endapan putih bertambah.
Pb(OH)2? + 2OH-  ? [Pb(OH)4]2-
NH4OH
   
Pb2+ + NH3 + 2H2O ? Pb(OH)2?+ 2NH4+
   
Endapan putih, larutan keruh.
   
Endapan putih, larutan keruh.
KI
   
Pb2+  + 2I- ? PbI2?
   
Endapan kuning, larutan kuning.
   
Endapan kuning, larutan kuning.
(NH4)2S
   
Pb2+ + (NH4)2S ? PbS ? + 2NH4+
   
Endapan hitam.
   
Endapan hitam pekat.
Bi3+
   
NaOH
   
Bi3+ + 3OH-? Bi(OH)3?
   
Larutan putih keruh.
   
Larutan putih keruh.
NH4OH
   
 Bi3+ + NO3- + 2 NH3 + 2H2O ? Bi(OH)2NO3? + 2NH4+
   
Endapan putih melayang-layang.
   
Endapan putih bertambah banyak.
KI
   
Bi3+ + 3I-? BiI3?
   
Larutan kuning
   
Larutan kuning
(NH4)2S
   
2 Bi3+ + 3H2S ? Bi2S3? + 6H+
   
Larutan coklat kuning keruh.
   
Larutan coklat kuning keruh.
Cu2+
   
NaOH
   
Cu2++ 2OH-? Cu(OH)2?biru
   
Endapan selai biru kehijauan.
   
Endapan selai biru kehijauan.
NH4OH
   
2Cu2+ + SO42- + 2 NH3 + 2H2O ? Cu(OH)2.CuSO4?biru + 2NH4+
   
Endapan biru muda
   
Endapan biru tua
Cu(OH)2.CuSO4?biru+ 8 NH3? 2[Cu(NH3)4]2++ SO42- + 2OH-
KI
   
2Cu2+ + 5I-? 2CuI?putih + I3-
   
Endapan coklat kekuningan
   
Endapan coklat kekuningan
(NH4)2S
   
Cu2+ + H2S ? CuS?hitam + 2H+
   
Endapan hitam hijau.
   
Endapan hijau kuning.
Hg2+
   
NaOH
   
Hg2+ + 2OH-?HgO?merah kecoklatan+ H2O
   
Endapan kuning
   
Endapan coklat
NH4OH
   
2Hg2+ + NO3- + 4 NH3 + H2O ? HgO.Hg(NH2)NO3?putih+3 NH4+
   
Endapan putih.
   
Endapan putih.
KI
   
Hg2+ + 2I-?HgI2?merah
   
Larutan jingga keruh.
   
Larutan jingga keruh.
HgI2?merah + 4I-?[HgI4]2-
(NH4)2S
   
3Hg2+ + 2Cl- + 2H2S ? Hg3S2Cl2?putih+ 4 H+
   
Endapan hijau.
   
Endapan hitam hijau.
Hg3S2Cl2?putih+ H2S ?3HgS?hitam + 2H++2Cl-


3.       Kation Golongan III : Fe3+, Al3+, Zn3+
Kation
   
Pereaksi
   
Reaksi
   
Pengamatan
Fe3+
   
NaOH 0.1N
   
Fe3+  + 3OH-? Fe(OH)3?coklat kemerahan
   
Endapan hijau tua dan koloid di dinding
NH4OH
   
Fe3+ + 3NH3 + 3H2O ? Fe(OH)3?coklat kemerahan + 3NH+4
   
Endapan biru tua
(NH4)2S
   
2 Fe3++ H2S ?2Fe2+ + 2H++ S?hitam
   
Endapan hitam
Na-asetat
   
3 Fe3++ 6 CH3COO-+ 2H2O? [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+?coklat kemerahan + 2H+
   
Endapan hijau tua di dinding koloid kuning
Na- pospat
   
Fe3+ + HPO42-? FePO4?putih kekuningan + H+
   
Enadapan putih
Na2CO3
   
2Fe3+ + 3Na2CO3? Fe2(CO3)3PO4?+ 6Na+
   
Endapan hijau tua berlebih menjadi biru tua
Al3+
   
NaOH 0.1N
   
Al3+ + 3OH- ?Al(OH)3?putih
   
Larutan keruh
NH4OH
   
Al3+ + 3NH3 + 3H2O ? Al(OH)3?putih + 3NH4+
   
Endapan putih
(NH4)2S
   
3 Al3+ + 3S2- + 6H2O ? 2 Al(OH)3?putih + 3 H2S ?
   
Endapan putih
Na-asetat
   
Al3+ +3 CH3COO-+ 2H2O ? 2 Al(OH)2 CH3COO ? + 2 CH3COOH
   
Tidak ada perubahan
Na- pospat
   
Al3+ + HPO42-? AlPO4?gelatin putih + H+
   
Koloid putih
Na2CO3
   
Al3+ +  3H2O? Al(OH)3?putih + 3H+
   
Koloid selai putih, timbul gas
CO32- + 2H+? H2CO3 ? H2O +CO2?
Zn2+
   
NaOH 0.1N
   
Zn2+ + 2OH-? Zn(OH)2?gelatin putih
   
Suspensi putih
NH4OH
   
Zn + NH3+ + 2H2O ? Zn(OH)2? putih + 2NH4+
   
Endapan putih
(NH4)2S
   
Zn2+ + S2-?ZnS?putih
   
Endapan kuning
Na-asetat
   

   
Tidak ada perubahan
Na- pospat
   
3Zn2+ + 2HPO42-? Zn3(PO4)2?gelatin putih + 2 H+
   
Koloid putih
Na2CO3
   

   
Gel putih




4.  Kation Golongan IV : Ba2+ dan Ca2+
Kation
   
Pereaksi
   
Reaksi
   
Pengamatan
   
Pereaksi Berlebih
 Ba2+
   
NH4OH
   
Ba2+ + NH3 + 2H2O ? Tidak bereaksi
   
Larutan keruh
   
Endapan putih
(NH4)2CO3
   
Ba2+ + CO32-? BaCO3 ?putih
   
Tidak ada perubahan
   
Tidak ada perubahan
H2SO4 encer
   
Ba2+  + SO42-? BaSO4?putih
   
Larutan keruh
   
Endapan putih
BaSO4?putih+ H2SO4 pekat ? Ba2+ + 2HSO4-
K2CrO4
   
Ba2+ + CrO4- ?BaCrO4?kuning
   
Larutan keruh
   
Endapan kuning
K2SO4
   
Ba2+  + SO42-? BaSO4?putih
   
Larutan keruh
   
Endapan putih
Ca2+
   
NH4OH
   
Ca2++ NH3 + 2H2O ? Tidak bereaksi
   
Larutan jernih
   
Larutan jernih
(NH4)2CO3
   
Ca2++ Co32-? CaCO3 ?putih
   
Larutan keruh
   
Larutan keruh
H2SO4 encer
   
Ca2++ SO42-?CaSO4?putih
   
Larutan keruh
   
Larutan keruh
K2CrO4
   
Ca2++ CrO4- ? Tidak bereaksi
   
Larutan kuning
   
Tidak ada perubahan
K2SO4
   
Ca2++ SO42-? Tidak bereaksi
   
Tidak ada perubahan
   
Tidak ada perubahan

Pembahasan
1.      Kation Golongan I : Pb dan Ag
Terdapat beberapa penyimpangan pada kation Ag,yaitu:
a.       Ketika AgNO3 ditambahkan NH3+ tidak ada perubahan, menurut literatur seharusnya terbentuk endapan coklat perak oksida, dan ditambahkan pereaksi berlebih endapan larut kembali membentuk ion kompleks diaminaargentat dan setelah dpanaskan tidak terjadi perubahan.
      Ag2O? + 4NH3 + H2O ? 2 [2Ag(NH3)2]+ + 2OH-
         2 Ag+ + 2 NH3+ H2O ? Ag2O?coklat + 2NH4+
b.      Ketika AgNO3 ditambahkan NaOH berlebih didapatkan hasil endapan coklat bertambah, sedangkan hasil sebenarnya adalah  tidak terjadi perubahan.
c.        Ketika AgNO3 ditambahkan KI didapatkan hasil endapan hijau muda, menurut literatur seharusnya endapan perak iodide, dan setelah ditambahkan pereaksi berlebih tidak terjadi perubahan.
Ag2+  + 2I- ? AgI?kuning
AgI?kuning + I-berlebih ? AgI?kuning
2.      Kation Golongan II : Bi3+, Pb2+, Cu2+ dan Hg2+
ü      Kation Bi3+, terjadi beberapa penyimpangan, yaitu :
a.       Ketika ditambahkan NaOH didapatkan hasil larutan putih keruh, sedangkan menurut literature adalah endapan putih bismuth (III) hidroksida:
Bi3+ + 3OH-? Bi(OH)3?putih
Endapan hannya sedikit larut dalam reagensia berlebih dalam larutan dingin, 2- 3 mg bismut terlarut per 100 ml natrium hidroksida (2M).
b.      Ketika ditambahkan KI didapatkan hasil larutan kuning keruh, sedangkan menurut literature hasil sebenarnya adalah endapan hitam bismuth (III) iodide :
      Bi3+ + 3I-? BiI3?­hitam
Endapan mudah terlarut dalam reagensia berlebihan, dimana terbentuk ion tetraiodobismut yang berwarna jingga.
      BiI3?­hitam + I- ?[BiI4]-?­jingga
ü      Kation Cu2+,  terjadi beberapa penyimpangan, yaitu :
a.       Ketika ditambahkan KI didapatkan hasil larutan coklat kuning keruh, sedangkan menurut literature adalah endapan putih tembaga (I) iodide, tetapi larutannya berwarna coklat tua karena terbentuknya ion- ion tri-iodida (iod).
2Cu2+ + 5I-? 2CuI?putih + I3-
b.      Ketika ditambahkan (NH4)2S didapatkan hasil endapan hitam hijau, sedangkan menurut literature adalah endapan hitam tembaga (II) sulfide:
Cu2+ + H2S ? CuS?hitam + 2H+
ü      Kation Hg2+, terjadi beberapa penyimpangan, yaitu :
a.       Ketika ditambahkan NaOH didapatkan hasil endapan kuning, sedangkan menurut literature adalah endapan merah kecoklatan dengan komposisi yang berbeda- beda, jika ditambahkan dalam jumlah yang stoikiometris, endapan berubah menjadi kuning merkurium (II) oksida.
Hg2+ + 2OH-?HgO?merah kecoklatan+ H2O
Endapan tidak larut dalam natrium hidroksida berlebih, dengan adanya asam mudah melarutkan endapan yang terbentuk
b.      Ketika ditambahkan KI didapatkan hasil larutan jingga, sedangkan menurut literature adalah endapan merah merkurium (II) iodide.
Hg2+ + 2I-?HgI2?merah
Dengan reagensia berlebihan endapan melarut, dimana ion tetraiodo-merkurat (II) terbentuk :
HgI2?merah + 4I-?[HgI4]2-
c.       Ketika ditambahkan (NH4)2S didapatkan hasil endapan hitam hijau, sedangkan menurut literature dengan adanya asam klorida encer, mula- mula akan terbentuk endapan putih merkurium (II) klorosulfida, yang akan terurai bila ditambahkan hydrogen sulfide lebih lanjut, dan akhirnya terbentuk endapan hitam merkurium (II) sulfide.
3Hg2+ + 2Cl- + 2H2S ? Hg3S2Cl2?putih+ 4 H+
Hg3S2Cl2?putih+ H2S ?3HgS?hitam + 2H++2Cl-
3.      Kation Golongan III : Fe3+, Al3+, Zn2+
ü      Kation Fe3+, terjadi beberapa penyimpangan, yaitu :
a.       Ketika ditambahkan NaOH 0.1 N didapatkan hasil endapan hijau tua dan koloid kuning di dinding, sedangkan menurut literature endapan coklat kemerahan besi (III) hidroksida, yang tak lerut dalam pereaksi berlebihan.
Fe3+  + 3OH-? Fe(OH)3?coklat kemerahan
b.      Ketika ditambahkan NH4OH didapatkan hasil endapan biru tua,  sedangkan menurut literature endapan coklat kemerahan seperti gelatin besi (III) hidroksida, yang tak larut dalam pereaksi berlebihan, tetapi larut dalam asam.
Fe3+ + 3NH3 + 3H2O ? Fe(OH)3?coklat kemerahan + 3NH+4
c.       Ketika ditambahkan Na-asetat didapatkan hasil endapan  hijau tua dan di dinding terbentuk koloid kuning, sedangkan menurut literature endapan coklat kemerahan yang disebabkan oleh pembentukan ion kompleks dengan komposisi [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+.
                  3 Fe3++ 6 CH3COO-+ 2H2O? [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+?coklatkemerahan + 2H+
d.      Ketika ditambahkan Na-pospat didapatkan hasil endapan putih, sedangkan menurut literature endapan putih kekuningan besi (III) fosfat.
            Fe3+ + HPO42-? FePO4?putih kekuningan + H+
ü      Kation Al3+, terjadi penyimpangan ketika ditambahkan Na-asetat tidak terjadi perubahan, sedangkan menurut literature tak diperoleh endapan dalam larutan netral dingin, tetapi dengan mendidihkan reagensia berlebihan, akan terbentuk endapan bervolume besar alumunium asetat basa Al(OH)2CH3COO.
Al3+ +3 CH3COO-+ 2H2O ? 2 Al(OH)2 CH3COO ? + 2 CH3COOH
ü      Kation Zn2+, terjadi penyimpangan ketika ditambahkan (NH4)2S didapatkan hasil endapan kuning, sedangkan menururt literature endapan putih zink sulfide (ZnS), dari larutan netral atau basa, endapan tidak larut dalam reagensia berlebihan, dalam asam asetat, dan dalam larutan basa alkali, tetapi larut dalam asam- asam mineral encer dan endapan ini berbentuk koloid.
            Zn2+ + S2-?ZnS?putih
4.      Kation Golongan IV : Ba2+ dan Ca2+
ü      Kation Ba2+, terjadi beberapa penyimpangan, yaitu :
a.       Ketika ditambahkan NH4OH didapatkan hasil larutan keruh, sedangkan menurut literatur tidak terjadi endapan barium hidroksida karena kelarutan yang sangat tinggi. Jika larutan yang basa terkena udara luar, sedikit karbon dioksida akan terserap dan terjadi kekeruhan yang ditimbulkan oleh barium karbonat. Sedikit kekeruhan terjadi ketika menambahkan reagensia yang disebabkan oleh sejumlah kecil ammonium karbonat, yang sering terdapat dalam reagensia yang telah lama.
b.      Ketika ditambahkan (NH4)2CO3 tidak ada perubahan, sedangkan menurut literatur terbentuk endapan putih barium karbonat, yang larut dalam asam asetat dan dalam asam mineral encer.
Ba2+ + CO32-? BaCO3 ?putih
Jika jumlah endapan barium karbonat sangat kecil, endapan dapat larut dengan baik dalam garam ammonium yang berkonsentrasi tinggi.
ü      Kation Ca, terjadi beberapa penyimpangan, yaitu :
a.       Ketika ditambahkan NH4OH didapatkan hasil larutan keruh, sedangkan menurut literature tidak terjadi endapan karena kelarutan yang sangat tinggi. Dengan zat pengendap yang telah lama dibuat, mungkin akan menimbulkan kekeruhan karena terbentuknya kalsium karbonat.
b.      Ketika ditambahkan (NH4)2CO3, larutan keruh bewarna putih, sedangkan menurut literature terbentuk endapan amorf putih kalsium karbonat.
Ca2++ Co32-? CaCO3 ?putih
c.       Ketika ditambahkan H2SO4 larutan keruh bewarna putih, sedangkan hmenururt literature terbentuk endapan putih kalsium sulfat.
Ca2++ SO42-?CaSO4?putih

Kesimpulan
Dari hasil praktikum didapatkan beberapa penyimpangan. Penyimpangan tersebut dapat terjadi karena beberapa hal, yaitu:
1.     Pengamatan hasil warna kurang baik
2.     Cara penambahan pereaksi yang tidak sesuai dengan prosedur,
3.     Pereaksi yang digunakan terlalu pekat atau terlalu encer,
4.     Kurangnya waktu untuk pembentukan reaksi sehingga reaksi tidak sempurna
5.     Peralatan yang digunakan tidak bersih, sehingga ada zat lain yang ikut bereaksi